Pelaku Pertanian Senang Ikut Farmer’s Fun Day Bojonegoro 2023, Promosi Komoditas Unggulan

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah saat berkeliling mengunjungi stan pada acara Farmer’s Fun Day (FFD) di Lapangan Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Selasa (5/9/2023). (Foto: Pemkab Bojonegoro)

Bojonegoro, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Bojonegoro, Farmer’s Fun Day (FFD) di Lapangan Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Selasa (5/9/2023) berlangsung meriah. Komoditas pertanian, hortikultura, serta produk unggulan di 28 kecamatan se-Kabupaten Bojonegoro turut mengikuti pameran. Tak hanya produk lokal, Forum Komunitas (FK) Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di kabupaten lain juga mengisi expo. Di antaranya Kabupaten Banyuwangi, Jombang, Lamongan, Malang, Nganjuk, Kediri, Batu. Sedang dari UMKM Bojonegoro sendiri terhimpun di APMIIK.

Penampilan komoditas pertanian ini dirangkaikan dengan kegiatan peningkatan kapasitas pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Provinsi Jawa Timur. Dalam kegiatan ini Kabupaten Bojonegoro menjadi tuan rumah.

Kegiatan FFD  ini menjadi bukti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro bersama Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam mendukung pertanian beserta inovasinya.

Indah, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Malo mengapresiasi langkah pemerintah dalam memfasilitasi pameran komoditas pertanian. “Acara seperti ini bagus sekali. Sebab para petani difasilitasi dalam memperkenalkan komoditas pertaniannya. Harapannya, link pemasaran lebih terbuka lebar dan harga komoditas pertanian bisa stabil,” ujarnya.

Baca Juga: Pelaku Usaha di Bojonegoro Apresiasi Langkah Bupati Anna Gelar Expo UMKM 2023

Indah beserta para petani bersinergi dalam memperkenalkan hasil bumi andalan. Di antaranya jeruk bali, alpukat, hingga semangka jenis inul dan tanpa biji. Saat ini, hidroponik pun digandrungi para petani. Selain hasil tani lebih segar, hasil pertaniannya pun diminati masyarakat.

“Ada 4 lokasi hidroponik yang saling bersinergi. Hidroponik Dander ada Mas Teguh, di Desa Ngablak ada Mas Hendro, di wilayah kota Ibu Siti Juariah, serta Kebun Astagina. Kalau total lahan tanamnya semua komoditas pertanian kira-kira 75 hektar di wilayah Malo saja. Ini sudah kali ke-4 kita mengikuti kegiatan pameran seperti ini,” pungkasnya.

Sementara, salah satu stan pameran yang berkesempatan langsung diperkenalkan tanaman hortikulturanya oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah yaitu asal Kecamatan Kepohbaru dengan produk hortikultura unggulannya yaitu anggur.

“Ini juga salah satu varietas baru buah anggur,” tutur Bupati saat berkeliling mengunjungi stan.

Koordinator PPL Desa Tlogorejo, Kecamatan Kepohbaru Sandi menjelaskan, anggur hijau varietas baru ini ada beberapa jenis. Di antaranya jenis Shmelev, Ilaria, Julian dan everest. Untuk harganya bervariasi. Rasanya yang legit, berwarna hijau dengan kulitnya yang tipis menjadi andalan jenis varietas tersebut. Anggur-anggur ini dapat dipetik langsung di Mina Agro Tlogorejo (MAT).

Baca Juga: Bersinergi dengan Pemkab Bojonegoro, Bulog Lakukan SIGAP SPHP untuk Stabilkan Harga Beras

“Kita juga sudah membuka wisata petik di Kepohbaru. Setiap panen 50 batang untuk panen pertama. Itu sekitar 1,5 kuintal. Semakin tua semakin banyak. Untuk tahun kedua bisa sampai 100 batang sekitar 5 kuintal. Menariknya, anggur bisa berumur ratusan tahun sehingga bisa untuk anak cucu,” jelasnya sambil tertawa.

Saat ini, pemberdayaan warga lokal juga sedang disemarakkan. Ada sekitar 6 pengelola untuk membantu pemeliharan dan perawatan. Tak hanya wisata petik anggur, bibit anggur juga dijual untuk warga yang ingin mencoba budidaya anggur.

Sebab, anggur dapat dibudidaya di halaman rumah atau lahan sempit. Seperti yang dilakukan Jajang Rudianto, pria asal Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan Kota. Katanya, di Kabupaten Bojonegoro telah berdiri  Asosiasi Anggur sejak 2022.

“Informasi terbaru, di Kecamatan Baureno akan membuat lahan baru untuk budidaya anggur. Jadi kita punya semacam perkumpulan yang memanfaatkan halaman sekitar. Seperti kebun mini. Saat ini ada dua pembudidaya di kota. Yaitu di Ledok Kulon dan di Kelurahan Pacul. Yang di Pacul, Pak Jono itu malah memakai atap rumah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro Helmi Elisabeth menuturkan Bojonegoro memiliki potensi pertanian yang luar biasa sekaligus sebagai penghasil padi ke-3 terbesar se-Jawa Timur. Untuk itu, Kabupaten Bojonegoro menjadi lumbung penyangga pangan nasional.

Baca Juga: Asosiasi Peternak Antusias Rencana Pemkab Bojonegoro Gelar Pameran Sapi Bibit/Pedet

Ia menambahkan, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan sektor pertanian di Kabupaten Bojonegoro karena kapasitas dan potensi pertanian yang luar biasa. Ibu Bupati Anna Mu’awanah memiliki komitmen tinggi untuk mendukung sektor pertanian. Salah satunya, inisiasi Program Petani Mandiri (PPM). Di saat pemerintah pusat memiliki kebijakan menyesuaikan alokasi pupuk subsidi, Bupati melihat kondisi tersebut dapat berpengaruh pada peningkatan produksi. Maka melalui PPM membantu seluruh poktan untuk mendapatkan fasilitas pupuk dan benih.

Selain komitmen pemberdayaan petani, pemerintah juga hadir dalam memberikan akses asuransi padi melalui Asuransi Usaha Tani Padi. Tahun lalu, lanjut Helmi, peserta AUTP Kabupaten Bojonegoro terbesar se-Jawa Timur.

“P4S memiliki kapasitas keahlian di dalam bidang olahan sehingga bersinergi dengan OPD di Bojonegoro. Bagian penting menjaga Bojonegoro tetap menjadi lumbung pangan dan mengusung berbagai potensi pertanian. Ke depan, telah menjajaki bersama BRIN mendaftarkan kekayaan plasma nutfah dari Kecamatan Margomulyo yaitu Uwi Ungu, dan Kecamatan Tambakrejo berupa Uwi Putih. Kami terus identifikasi dan mendaftarkan agar menjadi kekayaan sumber daya genetik,” tuturnya.

P4S yang kali ini dilaksakan di Kabupaten Bojonegoro, diharapkan dapat menjadi momentum membanggakan dan memberikan inspirasi kepada kabupaten lain. Yakni terkait upaya dan komitmen Pemkab Bojonegoro dalam berkolaborasi dan bersinergi, serta bagaimana hilirasi pertanian menjadi konsen Pemkab. Selain itu, Bojonegoro juga memiliki BUMD Pangan Mandiri yang bergerak di bidang pertanian. Ekonomi perdesaan melalui BUMD, menjadi satu mata rantai yang berjalan beriringan.

Baca Juga: Rahmat Santoso Kagumi Semangat Warga Bojonegoro yang Ikut Lestarikan Budaya Tayuban 

“Tidak hanya onfarm (produksi) tapi juga pasca panen dan hilirisasi. Upaya pelatihan P4S menjadi upaya dalam menjaga lumbung pangan nasional. Harapannya, P4S yang ada dapat terus bersinergi membangun sumber daya pertanian dan terus mendorong kapasitas kelembagaan pertanian di Bojonegoro,” ujarnya.

Acara FFD makin meriah dengan penampilan Fashion Show sambil menbawa produk unggulan, dilanjutkan dengan kunjungan Stan Expo dari 28 Balai Pelatihan Pertanian se-Kecamatan Bojonegoro.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *