Pemda Dapat Manfaatkan Sinergi Pembiayaan Anggaran untuk Pembangunan Daerah

Wamenkeu Suahasil Nazara dalam Acara Public Lecture pada Forum Regional Chief Economist (RCE) di Nusa Dua Bali, Jumat (08/12). (Foto: Kemenkeu RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) dapat memanfaatkan alternatif pembiayaan untuk membangun daerahnya. Hal ini disampaikannya dalam Acara Public Lecture pada Forum Regional Chief Economist (RCE) di Nusa Dua Bali, Jumat (08/12).

“Padahal banyak sekali alternatif bagaimana cara membuat yang namanya fiscal tools, memanfaatkan fiscal tools. Saya mau kasih satu ilustrasi yang paling baru. Satu ilustrasi yang paling baru yang baru kita buat dalam 1-2 tahun terakhir yaitu yang namanya sinergi untuk pembiayaan anggaran,” ungkap Wamenkeu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sinergi pembiayaan anggaran ini dapat dilakukan oleh Pemda dengan Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/ PT SMI. PT SMI dapat menjadi katalisator percepatan pembangunan infrastruktur melalui akses pembiayaan dan investasi dalam berbagai proyek Pemda baik konvensional maupun syariah. Daerah yang bersedia membangun lebih cepat bisa memanfaatkan creative financing yang ada, yaitu blended finance yang dikelola oleh PT SMI.

“Tapi dia adalah blended finance antara uang yang di create oleh PT SMI sendiri secara korporasi dengan uang yang berasal dari APBN sehingga bisa menciptakan bunga yang lebih murah,” jelas Wamenkeu.

Baca Juga: Masyarakat Perlu Pahami Peran Keuangan Negara, Ini Pesan Wamenkeu ke RCE

Dengan bunga yang lebih ringan, Pemda dapat mengakses pembiayaan dengan lebih mudah. Hal tersebut pun menjadi daya tarik untuk Pemda untuk mempercepat pembangunan di daerah.

“Creative financing ini menjadi sangat-sangat penting supaya kita nggak terbelenggu hanya terbatas kepada alokasi yang ada, tapi kemudian kita berpikir secara kreatif supaya kita bisa menciptakan pembangunan yang lebih lebih kuat,” pungkas Wamenkeu.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *