Pemkab Blitar Gelar Siraman Rohani Bagi Tenaga Pendidik, Jadi Sarana Healing Rohani

Kegiatan Siraman Rohani yang digelar di Masjid At-Taqwa Kademangan, Kabupaten Blitar, Rabu (5/4/2023). (Foto: Ahmad Zunaedi/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar menggelar Siraman Rohani bagi tenaga kependidikan dan warga pendidik di lima kecamatan di Kabupaten Blitar, yakni Kademangan, Wonotirto, Sutojayan, Panggungrejo, dan Bakung.

Kegiatan itu digelar di Masjid At-Taqwa Kademangan, Kabupaten Blitar, Rabu (5/4/2023).

Bupati Blitar, Rini Syarifah melalui Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Muhamad Bagus menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada tenaga dan warga pendidik yang sudah berkenan hadir untuk healing bareng di Masjid Attaqwa Kademangan.

“Karena kegiatan ini selain sebagai wasilah untuk meningkatkan silaturahmi, ukuwah Islamiyah, juga merupakan sarana healing rohani, agar rohani atau jiwa kita sehat, fresh sehingga lebih maksimal dalam berkarya,” katanya.

Baca Juga: Kontingen Kabupaten Blitar Dapat Reward dari Bupati Rini Usai Ukir Prestasi di Porprov 2022

Bagus mengingatkan, tugas tenaga dan warga pendidik saat ini tidak semakin mudah. Perkembangan zaman yang sarat dengan berbagai tantangan dan tuntutan termasuk di dunia pendidikan harus dihadapi, bukan dihindari.

“Perlu adanya adaptasi terhadap teknologi dan informasi, sehingga penting untuk menghadirkan inovasi yang tepat dengan pembelajaran dan mendapatkan feed back dari anak didik dengan kata lain metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi akan menarik minat siswa dalam proses pembelajaran,” lanjutnya.

Untuk itu, kata Bagus, Pemkab Blitar meminta agar para pendidik tidak lelah untuk belajar, terus berinovasi dan kreatif sehingga mampu mendorong siswa sehingga muncul motivasi dan semangat belajarnya semakin tinggi.

“Karena ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yakni pelajar yang Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong-royong, Berkebinekaan global, Bernalar kritis, dan Kreatif,” ujarnya.

Tak lupa, Bagus juga berpesan agar masyarakat turut mencegah tarung sarung. Dia berharap, tarung sarung yang dilakukan oleh sekelompok remaja di Kabupaten Blitar tidak lagi terjadi, karena bukan saja merugikan diri sendiri namun juga lingkungan.

“Untuk itu saya berharap, semuanya bisa memberikan pemahaman kepada anak didik bahwa kegiatan tarung sarung tidak boleh dimainkan sembarangan karena sangat berbahaya,” pungkasnya. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *