Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui optimalisasi aset. Tidak lagi sekadar mengandalkan cara konvensional, Pemkot kini menyiapkan tiga strategi utama, yakni digitalisasi, promosi agresif, dan restrukturisasi organisasi.
Kepala BPKAD Surabaya, Wiwiek Widyawati, menyebut digitalisasi menjadi pondasi penting. Pemkot tengah mengembangkan aplikasi SIKDASDA (Sistem Informasi dan Pengelolaan Aset Daerah) yang memiliki dua fungsi utama: penatausahaan aset secara digital serta etalase promosi aset daerah.
Aplikasi ini diharapkan memangkas birokrasi, mempercepat administrasi, sekaligus membuka akses informasi aset kepada publik dan investor.
“Melalui katalog digital, calon investor bisa langsung melihat detail aset yang tersedia. Transparansi ini memudahkan sekaligus mempercepat pemanfaatan aset yang selama ini menganggur,” jelas Wiwiek, Senin (25/8/2025).
Selain itu, BPKAD kini berperan lebih proaktif layaknya tim pemasaran. Aset yang dianggap memiliki potensi tinggi diprioritaskan untuk ditawarkan kepada investor, termasuk peluang bagi pelaku UMKM melalui program pendampingan bisnis.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Pilih Skema Pinjaman Daerah untuk Danai Infrastruktur
Pemkot juga tengah mengkaji pembentukan unit khusus setara UPTD untuk menangani pemasaran aset. Dengan tim yang lebih fokus, upaya promosi dan negosiasi diyakini akan lebih efektif.
Meski masih ada tantangan, seperti persepsi tarif sewa yang dinilai mahal, Wiwiek menegaskan bahwa harga ditentukan secara independen oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) sesuai nilai pasar, sehingga tetap wajar dan akuntabel.
Pada 2025, Pemkot Surabaya menargetkan pendapatan dari pengelolaan aset sebesar Rp121 miliar dari total target retribusi Rp486 miliar. “Strategi ini diharapkan membuat Surabaya semakin mandiri secara finansial sekaligus memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Serayu)