Tanaman tebu di wilayah Kabupaten Blitar. (Foto: Pemkab Blitar)
Blitar, serayunusantara.com – Pengembangan tanaman tebu terus dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar. Salah satu komoditas unggulan di bidang perkebunan ini memiliki potensi yang besar, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
Tanaman tebu sendiri merupakan bahan baku utama dalam pembuatan gula. Pemerintah pusat juga terus mendorong peningkatan produksi gula melalui ekstensifikasi penambahan luas areal tanaman tebu di sejumlah lokasi dan intensifikasi seluas 1,34 juta ha dengan target peningkatan produksi sebesar 3,4 juta ton melalui bongkar ratoon dan rawat ratoon tahun 2024 – 2028.
Kabid Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan di Bumi Penataran untuk mengembangkan tanaman tebu dengan cara mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk pengembangan tebu, yakni bekerja sama dengan Dirjen Perkebunan.
Lukas menyebut, saat ini ada dua jenis program yang telah berjalan di Kabupaten Blitar, yakni program kebun bibit induk (KBI) dan kebun bibit datar (KBD). Kemudian ada pula program perluasan lahan tebu berlanjut dengan penambahan 200 hektare pada tahun 2022.
DKPP Kabupaten Blitar juga telah menerapkan program rawat ratun untuk meningkatkan produksi pada sistem pemeliharaan tanaman tebu untuk meningkatkan swasembada gula nasional. Selain itu, mutu tanaman tebu juga tetap bisa terjamin.
Meskipun begitu, petani tebu di Kabupaten Blitar memiliki kebebasan untuk bermitra atau bertani secara mandiri tanpa pembatasan pemasaran. Artinya mereka bisa memilih tebu hasil panen untuk dijual di manapun tempatnya.
“Pabrik-pabrik gula berkomunikasi dengan langsung pada para petani. Hal ini sangat mempermudah distribusi hasil panen,” kata dia, Ahad, 24 Maret 2024.
Selain penambahan anggaran dan memberikan kebebasan kepada petani untuk menjual tebu hasil panen, dirinya juga menyampaikan peningkatan luas lahan tebu, DKPP Kabupaten Blitar menyadari kebutuhan akan pabrik gula yang dapat menampung hasil panen.
Keberadaan Pabrik Gula Rejoso Manis Indo (RMI) di Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar yang telah beroperasi sekitar 6 tahun memberikan dorongan positif bagi petani tebu untuk meningkatkan hasil panennya.
Bahkan, tidak hanya itu, para petani tebu di Kabupaten Blitar juga memiliki lebih banyak pilihan pabrik gula untuk memasarkan hasil panen, seperti ke Lamongan, Malang, dan daerah-daerah lain.
“Jadi, penambahan pabrik gula memberikan opsi yang lebih banyak bagi petani, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor perkebunan tebu,” ungkapnya. (adv/jun)