Oleh Dara Sri Ariesti Rasyid – Pengurus Kohati Badko Jawa Timur
Surabaya – Pada dasarnya dalam sebuah ranah pemerintahan, masalah ekonomi menjadi salah satu hal yang sering kita jumpai. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi peningkatan masalah ekonomi dalam suatu kepemerintahan.
Faktor-faktor yang sering kita dengar yakni pengangguran. Faktor tersebut terjadi karena adanya peningkatan angka angkatan kerja dan menurunnya jumlah lapangan kerja. Tidak hanya faktor pengangguran saja, namun masih banyak satu dan lain hal faktor penyebab lainnya yang mempengaruhi masalah ekonomi.
Sehingga, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur hendaknya membuat beberapa strategi untuk menunjang ekonomi dalam daerah tersebut. Hal ini biasa kita sebut dengan city branding atau strategi untuk membangun citra dan reputasi ekonomi daerah agar lebih baik .
Baca Juga: Silaturahmi HUT DWP ke-25: Momentum Strategis untuk Konsolidasi Mendukung Program Kemensos
Tujuannya adalah agar dapat menarik banyak wisatawan untuk meningkatkan beberapa pariwisata yang ada di daerah tersebut. Tidak hanya itu, akan tetapi juga menari penduduk untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam daya saing antar kota ataupun daerah masing-masing.
Adapun strategi city branding yakni memperkenalkan kota/daerah lebih dalam dengan menerapkan city branding sebagai suatu kota untuk memperkenalkan dirinya lebih dalam, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan dan investasi.
Kemudian bisa meningkatkan citra ataupun reputasi setiap daerah agar dapat bertanggung jawab dan dapat mengawal peningkatan citra daerahnya melalui promosi dan branding sebagai strategi untuk menarik perhatian masyarakat dan wisatawan.
Lalu pengembangan dalam daya saing yang membuat city branding dapat membantu meningkatkan daya saing suatu daerah dengan mengembangkan identitas unik dan mempromosikan keunggulan daerah tersebut.
