(Foto: Kemenkeu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Menteri Keuangan Sri Mulyani beserta jajaran menghadiri Apel Khusus dalam rangka peringatan Hari Bea Cukai ke-78 yang digelar di kompleks Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat (11/10). Selaras dengan tema peringatan tahun ini yaitu “Berkarya Bersama Membangun Bangsa”, Menkeu mengajak seluruh jajaran Bea Cukai untuk senantiasa bekerja sesuai dengan nilai-nilai Kementerian Keuangan agar bisa menjadi institusi yang bisa diandalkan dalam menjaga perekonomian.
“Berkarya bersama berarti kita selalu harus bekerja bersama sesuai dengan nilai-nilai yang tadi telah disampaikan, bersinergi di dalam dan bersinergi di dalam keluarga Kementerian Keuangan, maupun dengan seluruh pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, agar kita terus mampu menjaga Indonesia. Membangun Indonesia menjadi negara yang maju, mandiri, dan sejahtera,” ucap Menteri Keuangan mengawali sambutannya.
Ia mengungkapkan, Bea dan Cukai memiliki peran yang sangat penting dan nyata di dalam menjaga perekonomian Indonesia. Baik itu di dalam memfasilitasi perdagangan luar negeri, mendukung kegiatan industri, melindungi masyarakat, mengumpulkan penerimaan negara untuk bisa terus mendukung pertumbuhan serta menciptakan kesempatan kerja.
Meski demikian, kondisi perekonomian global dan geopolitik pada saat ini mengalami ketidakpastian yang makin tinggi. Sehingga menurutnya Bea dan Cukai harus mampu untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan kemampuan dalam menjaga industri domestik, termasuk melalui enforcement atau penegakan hukum.
Baca Juga: Kemenkeu dan KemenPUPR Serah Terimakan BMN Rp19,26 Triliun untuk Kesejahteraan Masyarakat
Pada kesempatan tersebut, Menteri Keuangan mengapresiasi capaian DJBC selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Pengawasan dan penindakan yang dilakukan oleh Bea Cukai terus konsisten meningkat rata-rata 25% setiap tahunnya. Penindakan ini dilakukan terhadap barang-barang ilegal yang mengganggu perekonomian nasional dan membahayakan sumber daya manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, penindakan NPP (Narkotika Prekursor Psikotropika) yang telah dilakukan Bea Cukai bersama aparat penegak hukum bahkan mencapai 6 ton per tahun. Penindakan terhadap perdagangan barang ilegal lainnya juga dilakukan secara masif terhadap ratusan juta batang rokok ilegal, minuman beralkohol, balpres, kendaraan, barang telekomunikasi, sumber daya alam, serta barang perdagangan lainnya yang masuk dan keluar wilayah Indonesia secara ilegal.
“Ini adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya dari sisi jumlah yang ditegah, namun ancaman bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia yang akan mengalami dampak kesehatan dan biaya rehabilitasi yang mencapai triliunan rupiah,” ujarnya.
Ia pun berharap DJBC pada ulang tahun yang ke-78 akan menjadi institusi yang bisa diandalkan dalam menjaga perekonomian dan menciptakan kepastian hukum. “Ini adalah misi dan tugas mulia. Laksanakan dengan sungguh-sungguh dan keikhlasan. Berikan yang terbaik bagi Indonesia, karena Anda tidak pernah lelah mencintai Indonesia,” pungkas Menteri Keuangan.***