Blitar, serayunusantara.com – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusip) Kabupaten Blitar, Jumali meresmikan Perpustakaan Manarul Ilmi Indonesia MI Sunan Ampel di Desa Gledug, Kecamatan Sanankulon, pada Sabtu (25/10/2025).
Dalam sambutannya, Jumali menegaskan bahwa perpustakaan memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkan budaya literasi, sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
“Perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi sarana untuk meningkatkan kegemaran membaca, memperluas wawasan, dan memperkuat daya saing masyarakat. Setiap warga berhak memanfaatkan layanan perpustakaan sebagai bagian dari pengembangan diri,” tegas Jumali.
Baca Juga: Ekonomi Kreatif Daur Ulang: Pelajar SMK Blitar Ciptakan Softbox Fotografi dari Kardus Bekas
Jumali memaparkan, berdasarkan data Perpustakaan Nasional RI, terdapat 698 perpustakaan di Kabupaten Blitar yang tersebar di berbagai jenjang dan lembaga.
Dari jumlah tersebut, 332 perpustakaan sekolah telah memiliki NPP (Nomor Pokok Perpustakaan), sedangkan 203 lainnya masih dalam proses pendaftaran. Selain itu, terdata 2 perpustakaan perguruan tinggi, 145 perpustakaan desa/kelurahan, dan 5 perpustakaan khusus yang sudah terdaftar.
Namun, ia menyoroti bahwa masih banyak perpustakaan yang belum memperbarui data secara berkala melalui sistem pendataan berbasis wilayah.
Baca Juga: Ekonomi Kreatif Daur Ulang: Pelajar SMK Blitar Ciptakan Softbox Fotografi dari Kardus Bekas
Menurutnya, data yang mutakhir menjadi kunci pembinaan, pengembangan, dan pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM).
“Nilai IPLM Kabupaten Blitar pada tahun 2024 tercatat 61,15, masih di bawah rata-rata Jawa Timur yang mencapai 78,60. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk ditingkatkan,” ujarnya.
Sebagai upaya konkret, Dinas Perpusip Kabupaten Blitar tengah melakukan sosialisasi pendataan dan penguatan basis data perpustakaan agar pembinaan dan pengembangannya berjalan lebih terukur, konsisten, dan terintegrasi.
Selain itu, Jumali juga menyoroti rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan Susenas 2018, hanya 12,16 persen penduduk yang pernah mengunjungi perpustakaan atau taman bacaan, sementara hasil survei PISAmenunjukkan peningkatan literasi membaca nasional hanya 0,4 poin dalam 18 tahun terakhir.
“Rendahnya literasi akan berdampak pada produktivitas, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat. Literasi adalah pondasi peradaban bangsa,” tandasnya.
Saat ini, jumlah perpustakaan di Kabupaten Blitar terus bertambah menjadi 761 unit, terdiri atas 556 perpustakaan SD/MI, 138 SMP/MTs, 67 SMA/SMK/MA, serta 87 perpustakaan desa dan kelurahan.
Dari jumlah tersebut, 155 perpustakaan telah terakreditasi, dengan rincian 60 berpredikat A, 49 B, dan 8 C, sementara 38 lainnya masih dalam proses penilaian. (Serayu)












