Blitar, serayunusantara.com – Aktivitas ekonomi di sejumlah pertokoan di Kota Blitar kini tampak lesu. Deretan toko yang dulunya ramai dikunjungi warga, terutama di kawasan pusat kota seperti Jalan Merdeka, Jalan Mawar, dan sekitarnya, kini mulai kehilangan peminat.
Perubahan pola belanja masyarakat yang semakin bergeser ke ranah digital menjadi faktor utama menurunnya jumlah pengunjung di toko-toko konvensional.
Pantauan di lapangan menunjukkan, beberapa toko tampak buka dengan suasana lengang. Hanya sesekali terlihat pembeli yang datang untuk melihat-lihat barang, tanpa melakukan transaksi.
Banyak pemilik toko mengeluhkan kondisi ini yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir, terutama setelah tren belanja online semakin populer di kalangan masyarakat.
“Sekarang orang lebih suka belanja lewat aplikasi. Tidak perlu datang ke toko, barang bisa langsung dikirim ke rumah. Akibatnya, pengunjung toko jadi berkurang drastis,” ungkap Siti Rahma, salah satu pemilik toko pakaian di kawasan Jalan Merdeka, Selasa (4/11/2025).
Baca Juga: Pasar Ikan Hias Kota Blitar, Surga Pecinta Akuarium yang Kian Ramai Dikunjungi
Menurutnya, omzet penjualan menurun hingga lebih dari 50 persen dibandingkan sebelum tren belanja online merebak.
Beberapa rekannya sesama pedagang bahkan memilih menutup toko karena biaya operasional yang semakin tinggi, seperti sewa tempat dan listrik, tidak lagi sebanding dengan hasil penjualan yang diperoleh.
Kondisi serupa juga dialami oleh toko alat rumah tangga dan perlengkapan sekolah. Mereka menyebut, masyarakat kini cenderung mencari harga lebih murah melalui platform e–commerce yang menawarkan banyak promo dan potongan harga.
“Kalau di toko konvensional, harga tidak bisa semurah di online shop. Pembeli sekarang lebih pintar membandingkan harga. Jadi mereka pilih beli online saja,” tutur Ahmad Fadli, pedagang perlengkapan rumah tangga di kawasan Pasar Legi Blitar. (Serayu)













