Platform FIFTY Perluas Akses Pembiayaan Teknologi Finansial Pelaku Parekraf

Menprekraf Sandiaga Uno menyampaikan sambutannya pada saat peluncuran FIFTY yaitu sebuah platform akses pembiayaan berbasis teknologi finansial di Swiss-bellin Hotel, Bogor. (Foto: Kemenparekraf RI)

Bogor, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenparekraf RI, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan FIFTY (Fintech Financing for Tourism and Creative Economy) yakni sebuah platform akses pembiayaan berbasis teknologi finansial yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya UMKM.

Menparekraf Sandiaga dalam peluncuran FIFTY di Bogor, Selasa (7/5/2024), mengatakan FIFTY adalah sebuah platform akses pembiayaan teknologi finansial baik dari P2P Lending maupun Securities/ Equity Crowdfunding yang telah berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

“Platform ini ditujukan untuk membantu para pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar lebih mudah mendapatkan pembiayaan melalui pelatihan dan pendampingan secara terstruktur dan masif agar usahanya bisa scale up dengan lebih pesat,” kata Menparekraf Sandiaga di Swiss-bellin Hotel, Bogor.

Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kaitan yang sangat erat dengan UMKM. Sekitar 70 persen pelaku wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia adalah UMKM.

Namun dengan kontribusi UMKM yang sangat besar terhadap keberlangsungan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga ekonomi nasional, permodalan masih menjadi salah satu kendala bagi para UMKM untuk berkembang.

Baca Juga: Menparekraf Paparkan Keuntungan Berinvestasi di Indonesia dalam AIM Congress 2024 Abu Dhabi

 

Sebanyak 71 persen dari UMKM masih mengandalkan modal sendiri, sementara akses dari lembaga perbankan hanya sebesar 16 persen.

“Hal ini menunjukkan bahwa akses pembiayaan yang terserap oleh UMKM masih minim, padahal sektor UMKM menyerap sekitar 97,3 persen dari total tenaga kerja nasional,” kata Sandiaga.

Untuk itu Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Akses Pembiayaan Deputi Bidang Industri dan Investasi memperkenalkan FIFTY.

Terlebih berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023, tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5 persen. Meningkat 1,4 persen dibanding periode sebelumnya.

“Peluang ini bisa dioptimalkan sebagai momentum pemanfaatan transformasi digital bagi para UMKM dengan memperluas akses pembiayaan alternatif melalui platform teknologi finansial,” kata Menparekraf Sandiaga.

Baca Juga: Jelang World Water Forum 2024, Menparekraf Tinjau Desa Jatiluwih Tabanan Bali

Industri perbankan dikatakan Menparekraf Sandiaga, memiliki berbagai isu yang membuat penetrasinya dalam melakukan pembiayaan terbatas. Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para financial technology untuk memecahkan sekat-sekat yang ada dan lebih bergerak cepat memberikan akses permodalan.

“Harus dimaksimalkan pembiayaan alternatif ini, harus ada out of the box solution dari teman-teman fintech ini,” ujar Sandiaga.

Ia pun berpesan kepada para penyedia fintech selain agar dapat memaksimalkan peluang dalam memberikan layanan pendanaan, juga harus menyiapkan cara pembayaran serta cyber security information yang baik pula.

“Tidak hanya sukses pembiayaan, pembayaran, tapi juga akses kedaulatan dan kekuatan serta ketahanan daripada transformasi digital kita,” kata Menparekraf Sandiaga.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana, mengatakan FIFTY pada dasarnya merupakan program dari Kemenprekraf yang mempertemukan antara pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dengan fintech.

Baca Juga: Wamenparekraf Tinjau Pembangunan KEK Sanur Bali

 

“Alhamdulillah pada 2022 sampai 2023 berhasil tersalurkan pembiayaan sebesar Rp1,3 triliun. Mudah-mudahan tahun ini juga bisa mencapai angka tersebut,” kata Hayun.

Melalui kegiatan ini diharapkan pelaku usaha parekraf lebih mudah mendapatkan pembiayaan Teknologi Finansial baik P2P Lending maupun Securities/ Equity Crowdfunding yang telah berizin OJK, melalui pelatihan dan pendampingan kemudian business matching pada Agustus 2024.

“Bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang ingin mengakses pembiayaan alternatif melalui teknologi finansial dapat mendaftar melalui website FIFTY untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan dalam meningkatkan kapasitas usaha agar usahanya dapat terus tumbuh dan berkembang,” ujar Hayun.

 

PJ. Wali Kota Bogor, Hery Antasari, mengapresiasi pelaksanaan berbagai program yang dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf di Kota Bogor. Termasuk penyediaan akses pembiayaan bagi pelaku parekraf.

“Saat ini sektor pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif menjadi andalan dan memberikan kontribusi besar pada PAD Kota Bogor. Pada 2023 capaiannya mencapai sepertiga PAD kami. Karenanya kami menyambut baik berbagai upaya pengembangan yang dilakukan khususnya di Kota Bogor,” kata Hery.

Baca Juga: Wamenparekraf Tekankan Pentingnya Peran Perempuan di Sektor Parekraf Dunia

Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah; CEO and Founder Bizhare.id, Heinrich Vincent; Head of Business Acquisition LBS Urun Dana, Made Adisaputro; CEO and Founder FundEx, M. Agung Wibowo; Co-Founder & Direktur Utama ALAMI Sharia, Harza Sandityo; Impact and ESG Manager – Koinworks, Arinal Haq Haqo.

Hadir pula Komite Bidang Pengembangan dan Pembinaan UMKM- Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia- GAPMMI,  Irwan S. Widjaja; Chairperson International Affairs -Junior Chamber International JCI Indonesia, Serra Argo Rianda; CCO Olsera, Joseph Eko; Direktur Utama PT MBN Consulting, Rafika Rahim; serta Kabid Industri Pariwisata Disparbud Jabar, Rispiaga.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *