Blitar, serayunusantara.com — Lem G, yang secara umum dikenal sebagai lem sianakrilat atau sering disebut ‘Lem Korea’, telah menjadi must-have item di setiap rumah tangga dan bengkel karena kemampuannya merekatkan berbagai material—mulai dari plastik, kayu, hingga logam—dalam hitungan detik.
Kecepatan dan kekuatan rekatnya menjadikan lem ini solusi instan untuk reparasi cepat.
Meskipun efisien, popularitas Lem G ini juga diiringi oleh peringatan keras dari segi kesehatan dan keamanan.
Komponen utama lem ini, cyanoacrylate, bereaksi cepat dengan uap air, termasuk yang ada di kulit dan mata, yang dapat menyebabkan kecelakaan serius.
Seorang praktisi reparasi barang elektronik di Blitar, Budi Santoso (45), berbagi pengalamannya.
Baca Juga: Lindungi Penglihatan di Era Digital: Pakar Sarankan Kacamata Anti-Radiasi Jadi Pertahanan Pertama
“Lem G memang penyelamat saat butuh rekat instan. Tapi kami selalu ingatkan pelanggan, jangan sampai kena kulit apalagi mata. Kalau sudah menempel di kulit, sulit lepas dan bisa merusak jaringan,” ujarnya.
Bahaya utama Lem G adalah risiko menempelnya jari secara permanen dalam sekejap, atau yang lebih serius, kerusakan mata.
Para ahli kimia menyarankan penggunaan lem ini di area yang berventilasi baik karena uapnya dapat mengiritasi mata dan saluran pernapasan. Selain itu, penyimpanan harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
Meskipun potensi bahayanya tinggi, Lem G tetap digemari karena efektifitasnya yang tak tertandingi dalam berbagai proyek DIY dan perbaikan darurat.
Masyarakat disarankan untuk selalu menggunakan sarung tangan dan kacamata pelindung saat menggunakan produk super cepat rekat ini demi menghindari insiden yang tidak diinginkan. (Fis/Serayu)













