Wakil ketua MPR RI, Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA., hadir pada Temu Kangen Presiden Indonesia ke-6, dengan masyarakat Kabupaten Cianjur. (Foto: MPR RI)
Cianjur, serayunusantara.com – Melansir dari laman MPR RI, Wakil ketua MPR RI, Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA., yang juga anggota DPR RI dapil Jawa Barat III, Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor, hadir pada Temu Kangen Presiden Indonesia ke-6 Jend. TNI (pur) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono MA., dengan masyarakat Kabupaten Cianjur. Acara tersebut berlangsung di Gedung As-Sakinah, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024) malam. Tema pertemuan adalah, “Rakyat Tidak Boleh Susah, Rakyat Harus Makin Sejahtera”.
Temu kangen SBY dengan warga Cianjur, mendapat perhatian yang sangat besar. Terbukti, gedung tempat acara berlangsung tak mampu memuat seluruh peserta yang antusias ingin melihat kehadiran Presiden RI ke-6, sekaligus mendengarkan arahan yang disampaikan SBY. Selain mendengar arahan SBY, pada acara itu juga diputar video berdurasi 25 menit, berisi perjuangan dan keberhasilan SBY selama 10 tahun memimpin Indonesia.
Sebagai pembicara tunggal, SBY mengaku memiliki kedekatan khusus dengan Cianjur, dan Jawa Barat pada umumnya. Sebagai anggota TNI, SBY menghabiskan sebagian besar waktunya, bertugas di Jawa Barat. Bahkan kedua anaknya, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Edi Baskoro Yudhoyono lahir di Jawa Barat.
“Saya merasa dekat dengan Cianjur itu sejak duduk di bangku SLTP sekitar tahun 60 an, waktu itu ada seorang penyanyi bernama Alfian mempopulerkan lagu berjudul Semalam di Cianjur. Ketika saya bertugas, kenangan itu makin melekat, apalagi Cianjur terkenal dengan keramahan masyarakatnya, dan keindahan alamnya, seolah selalu mendapat berkah dari Allah,” ungkap SBY.
Pada kesempatan itu, SBY mengajak seluruh pemimpin untuk selalu menjaga kedekatan, serta bergandengan tangan dengan ulama. Karena kedekatan antara ulama dan pemerintah sangat dianjurkan oleh agama. Bahkan, kedekatan ulama dan umaro, bisa berkontribusi dalam persatuan kesatuan, kemajuan, kesejahteraan dan ketentraman bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga: Dialog Dengan Wali Kota Gorontalo, Fadel Muhammad Dorong Pertumbuhan Ekonomi Naik Di 2024
“Kebersamaan, membuat kita mampu menghadapi segala masalah secara bersama-sama, saling mendukung dan mengayomi. Karena itu, semua pemimpin, termasuk presiden baru nanti, perlu menjaga dan memupuk kedekatan antara ulama dan umaro,” kata SBY lagi.
Menyoal pelaksanaan pemilu 14 Februari, SBY mengajak seluruh kontestan melakukan kampanye dengan baik, jujur dan adil. Agar rakyat bisa menentukan pilihan dengan bijak. Apalagi, kemenangan yang dilalui dengan kejujuran dan keadilan, akan menimbulkan keberkahan.
“Jangan memberikan janji-janji yang sulit terealisasi, yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan perekonomian dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat. Menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, menyediakan pupuk bagi petani, solar buat nelayan dan menaikkan gaji bagi buruh, ASN, TNI, Polri dan para pensiunan. Ingat, rakyat tidak boleh susah, rakyat harus makin sejahtera,” pungkasnya.
Menanggapi jalannya acara tersebut, Syarief Hasan mengatakan, kedatangan SBY pada acara tersebut adalah bukti bahwa Presiden RI ke-6 itu konsisten memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Karena kedatangan SBY dalam acara tersebut bertujuan untuk melepas rasa kangen pada masyarakat Cianjur.
Pesan-pesan yang disampaikan SBY, menurut Syarief Hasan bukan sekedar gagasan. Tetapi sudah pernah dilakukan oleh SBY selama menjabat sebagai Presiden RI dua periode. Artinya seluruh pesan tersebut bukan impian, tapi sudah dipraktekkan, bahkan sudah bisa dirasakan hasilnya.
Baca Juga: Tiga Pesan Fadel Muhammad dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR
“Dekat dengan ulama, itu adalah ajaran agama. Bahkan tidak akan komplit kehidupan kita, jika ulama dan umaro tidak saling berdekatan dan bekerjasama,” kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Siapapun nanti yang terpilih dalam pemilu, kata Syarief Hasan yang terpenting adalah kesejahteraan rakyat. Rakyat tidak boleh susah, rakyat harus makin sejahtera.
“Itulah, inti dari sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Syarief Hasan.***