Blitar, serayunusantara.com – Suhu organisasi bela diri Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kabupaten Blitar kembali menghangat. Ketua PSHT Cabang Kabupaten Blitar, Tugas Nanggolo Yudo Dili Prasetiono, atau yang akrab disapa Bagas, mengambil langkah tegas dengan menyerahkan dokumen legalitas kepengurusan yang sah kepada Polres Blitar.
Langkah ini bukan sekadar administratif. Dalam pernyataannya, Bagas meminta seluruh unsur Forkopimda agar tidak memberi ruang sedikit pun kepada kelompok atau individu yang mengatasnamakan PSHT tanpa dasar hukum yang jelas.
“Kami ingin menegaskan, PSHT yang sah berada di bawah kepemimpinan Kang Mas Ir. Muhammad Taufiq. Jangan sampai ada pihak yang menunggangi nama besar PSHT demi kepentingan pribadi atau kelompok,” tegas Bagas usai menyerahkan berkas ke Polres Blitar, Senin (10/11/2025).
Bagas menambahkan, kehadirannya bersama jajaran pengurus cabang ke Polres Blitar menjadi bentuk komitmen nyata PSHT dalam menjaga marwah organisasi dan mencegah konflik horizontal yang sering kali muncul akibat klaim ganda kepengurusan.
“Kami datang dengan itikad baik, untuk memastikan koordinasi berjalan. Kami tak ingin nama PSHT dipakai untuk menebar keresahan di masyarakat,” ujarnya menandaskan.
Sementara itu, Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman melalui Wakapolres Kompol Fadillah Langko Kasim Panara menyambut baik langkah proaktif PSHT tersebut.
“Kami mengapresiasi kedatangan PSHT Cabang Kabupaten Blitar. Ini menunjukkan keseriusan mereka dalam menjaga kondusivitas wilayah,” kata Fadillah.
Ia menegaskan, Polres Blitar berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan silat, guna mencegah potensi gesekan di lapangan.
“Kami berharap sinergitas ini berlanjut. Tidak boleh ada tindakan kekerasan, provokasi, atau pelanggaran hukum di wilayah Kabupaten Blitar,” ujarnya.
Langkah PSHT Cabang Kabupaten Blitar ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi pihak-pihak yang mencoba menunggangi simbol organisasi tanpa keabsahan.
Di tengah upaya menjaga keamanan daerah, pesan Bagas terdengar jelas: “Setia Hati Terate bukan untuk diperalat tetapi dijaga, dihormati, dan dijalankan dengan ketulusan,” pungkasnya. (Jun)













