Blitar, serayunusantara.com – Acara Literasi Seni Lan Budaya “Swaraloka” kembali membuktikan bahwa pertunjukan tradisi masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Ribuan warga memadati Aphiteater Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Kota Blitar, hingga sebagian harus berdiri di tangga karena kursi penonton penuh sesak.
Swaraloka tahun ini menghadirkan delapan pertunjukan sekaligus: Rama Shinta, Reog Ponorogo, Lutung Kasarung, Jaka Tarub, Andhe-Andhe Lumut, Roro Jonggrang, serta Ken Arok lan Ken Dedes.
Setiap penampilan dikemas dengan koreografi kuat, busana yang detail, serta narasi yang mengajak penonton mengenang kembali cerita-cerita klasik Nusantara.
Baca Juga: Swaraloka di Perpus Bung Karno Suguhkan Delapan Lakon Nusantara, Penonton Membludak
Panitia menyebut jumlah pengunjung jauh melampaui ekspektasi.
“Kami memprediksi hanya ratusan, tetapi ribuan yang datang. Ini bukti bahwa masyarakat butuh ruang seni budaya yang terbuka dan gratis,” kata salah satu koordinator acara.
Beberapa penonton mengaku datang karena penasaran melihat penampilan besar yang digarap anak-anak muda. Fajar (18), pengunjung asal Kanigoro, mengatakan,
“Yang paling keren Reog Ponorogo. Energinya kerasa sekali, dan lighting-nya bikin suasana megah.”
Dengan membludaknya jumlah penonton, acara ini membuktikan bahwa literasi budaya bisa menjadi magnet kuat jika dikemas menarik, interaktif, dan dekat dengan keseharian masyarakat. (Fis/Serayu)







