Malang, serayunusantara.com – Di tengah maraknya budaya menonton video pendek di media sosial, sekelompok anak muda di Kepanjen, Kabupaten Malang, mengajak masyarakat untuk kembali akrab dengan buku.
Komunitas Rekan Kepanjen atau Relawan Kemandirian rutin membuka lapak baca gratis di area Car Free Day (CFD) Stadion Kanjuruhan setiap Minggu pagi.
Dengan alas tikar sederhana di bawah pepohonan rindang, para relawan menata puluhan buku dari berbagai genre, mulai dari novel, buku pengembangan diri, hingga bacaan anak-anak. Siapa pun yang datang bebas membaca tanpa dipungut biaya.
“Sekarang banyak orang lebih sering scrolling video pendek berjam-jam daripada membaca satu halaman buku. Padahal membaca bisa melatih fokus dan menyehatkan pikiran,” ujar salah satu relawan Rekan Kepanjen, Minggu (5/10/2025).
Baca Juga: CFD Kanjuruhan Ramai, Roda Ekonomi Warga Kepanjen Malang Terus Berputar
Fenomena video pendek yang dimaksud merujuk pada konten berdurasi singkat di berbagai platform media sosial, yang disajikan cepat, berurutan, dan dirancang untuk terus menarik perhatian.
Tak dapat dipungkiri, sebagian video tersebut bersifat edukatif atau inspiratif. Namun, banyak pula yang bersifat dangkal, berulang, dan memicu “brain rot”. Istilah populer untuk menggambarkan menurunnya kemampuan fokus dan berpikir mendalam akibat terlalu sering mengonsumsi konten instan.
“Masalahnya bukan pada medianya, tapi pada kebiasaan konsumtif tanpa kendali. Otak kita jadi terbiasa mencari rangsangan cepat dan sulit menikmati proses berpikir,” lanjut relawan itu.
Baca Juga: Seorang Perempuan Tewas Tertabrak Kereta Api di Kesamben Blitar
Pantauan di lokasi menunjukkan sejumlah pengunjung CFD singgah di lapak baca tersebut. Beberapa anak muda dan keluarga terlihat membaca santai di bawah pohon, sementara relawan lain sibuk menata buku baru hasil donasi.
Kegiatan yang sudah rutin digelar setiap pekan ini diharapkan dapat menjadi oase di tengah hiruk pikuk dunia digital. Melalui lapak baca sederhana, Rekan Kepanjen berupaya mengingatkan masyarakat bahwa membaca bukan hanya soal mencari informasi, tetapi juga melatih ketenangan dan kejernihan berpikir.
“Buku tidak memberi sensasi cepat seperti video, tapi dari keheningan membaca, kita bisa menemukan kedalaman yang hilang di layar ponsel,” ujar salah satu relawan menutup percakapan. (Serayu)