Blitar, serayunusantara.com – Sate ayam khas Ponorogo sedang menjadi salah satu kuliner yang kembali naik daun di berbagai daerah.
Ciri khas potongan daging ayam yang memanjang, bumbu kacang manis gurih yang meresap sampai ke serat daging, serta aroma panggangan arang yang kuat membuat menu ini semakin diburu para pencinta kuliner tradisional.
Tren ini terasa di sejumlah sentra kuliner dan kawasan jajanan malam. Kedai maupun pedagang kaki lima yang menyajikan sate Ponorogo ramai didatangi pembeli dari berbagai kalangan.
Baca Juga: Depot Sate Kambing Bu Hj. Siti Aminah, Ikon Kuliner Kambing dengan Resep Turun-Temurun
Banyak pelanggan mengaku memilih sate Ponorogo karena cita rasanya otentik, namun tetap cocok di lidah masyarakat modern.
Menurut salah satu pecinta kuliner, Arif Santoso, kembalinya popularitas sate Ponorogo tidak lepas dari kerinduan masyarakat terhadap makanan tradisional yang menawarkan rasa familiar.
“Banyak orang mulai mencari makanan yang punya cerita budaya dan rasa yang konsisten. Sate Ponorogo memenuhi kebutuhan itu. Rasanya kuat, sederhana, tetapi berkesan,” jelasnya.
Kesan positif juga datang dari para penikmat kuliner. Budi, salah satu pengunjung kedai sate khas Ponorogo, mengatakan bahwa menikmati sate bukan sekadar soal mengenyangkan perut.“Atmosfernya hangat. Makan sate sambil ngobrol dengan keluarga atau teman itu jadi pengalaman tersendiri. Sensasi asap dan aroma panggangan bikin suasananya beda,” ujarnya.
Fenomena meningkatnya peminat sate Ponorogo juga disebut sebagai bukti bahwa kuliner tradisional tidak tergeser oleh makanan kekinian.
Justru, banyak generasi muda mulai menggemari menu ini karena rasanya dianggap lebih “jujur” dan tidak berlebihan.
Jika tren ini terus berlanjut, pelaku usaha kuliner diperkirakan akan semakin banyak mengembangkan varian sate berbasis resep Ponorogo, baik dari sisi pilihan bumbu maupun konsep tempat makan. (ke/serayu)













