Jatim, serayunusantara.com – Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Hadi Setiawan, memastikan tidak ditemukan praktik pengoplosan beras di sejumlah penggilingan yang dikunjungi di Kabupaten Kediri. Hal itu disampaikan usai melakukan inspeksi langsung ke tiga titik lokasi pada Kamis (24/7/2025).
“Tiga lokasi yang kami kunjungi, termasuk di Selodono, semuanya bersih dari praktik oplosan,” tegas Hadi.
Tiga desa yang menjadi lokasi sidak meliputi Selodono (Kecamatan Ringinrejo), Sonorejo (Kecamatan Grogol), dan Blimbing (Kecamatan Tarokan). Ia menilai, penggilingan yang dikelola warga lokal cenderung menjaga kualitas karena memiliki tanggung jawab sosial.
“Kalau sampai bermain-main dengan kualitas, mereka pasti akan mendapat tekanan dari masyarakat sekitar,” tambah politisi asal Kediri itu.
Baca Juga: Gubernur Jatim Apresiasi Komitmen Bupati Kediri dalam Pendidikan Anak Prasejahtera
Meski tak ditemukan pelanggaran, Hadi menegaskan pentingnya pengawasan ketat dan penindakan tegas terhadap praktik curang yang bisa merugikan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, sejumlah pelaku usaha mengeluhkan naiknya harga gabah yang kini tembus Rp7.000 hingga Rp7.600 per kilogram. Sebelumnya, harga hanya berkisar Rp6.500 saat panen raya.
“Kami harap pemerintah bisa menstabilkan harga, agar tidak semakin membebani pelaku usaha dan masyarakat,” ujar M. Febri Ramadani, pemilik penggilingan di Selodono.
Keluhan senada disampaikan Yoyok Periadi, produsen beras asal Blimbing. Ia menyebut lonjakan harga gabah menyulitkan pengusaha penggilingan dalam menjaga produksi.
Baca Juga: Raperda Perubahan APBD 2025 Kabupaten Kediri Disetujui
Menanggapi hal itu, Hadi memastikan aspirasi para pelaku usaha akan dibawa ke forum Komisi B DPRD Jatim. “Kami akan mendorong Pemprov Jatim untuk menjaga keseimbangan harga pangan agar tetap adil dan berpihak kepada rakyat,” pungkasnya. (Serayu)