Solusi dari DKPP di Tengah Pembatasan Pupuk Subsidi di Kabupaten Blitar

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto (kanan pakai topi). (Foto: DKPP Kabupaten Blitar)

Blitar, serayunusantara.com – Kelangkaan pupuk subsidi yang dikeluhkan petani bukanlah tanpa sebab. Pembatasan dan pengurangan jumlah subsidi dari pemerintah pusat menjadi penyebabnya. Kejadian ini juga terjadi secara nasional, tidak hanya di Kabupaten Blitar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, setiap tahun jumlah subsidi pupuk selalu mengalami penurunan. Sementara jenis pupuk yang disubsidi kini hanya tinggal dua jenis, yakni NPK dan Urea.

Guna mengatasi pembatasan dan pengurangan itu, Wawan mengajak petani di Kabupaten Blitar untuk bergerak melakukan inovasi dalam dunia pertanian. Itu dilakukan agar petani tidak ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi yang semakin berkurang.

“Inovasinya seperti pembuatan pupuk organik, kemudian dari KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) juga ada pengolahan limbah kotoran hewan ternak sapi ini amat diperlukan. Jadi petani bisa maksimal dalam bertani,” kata Wawan, saat diwawancarai Serayu Nusantara, Rabu (24/5/2023).

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, dalam 2020 dan 2021 subsidi pupuk tercatat mengalami penurunan. Tahun 2020 sempat terpantau turun tipis 0,2% menjadi Rp 34.2 Triliun. Namun tahun 2021 subsidi pupuk turun drastis hingga 26,02% menjadi Rp 25,3 triliun.

Pengurangan ini terus berlanjut hingga tahun 2022. Hal itu bakal menyebabkan kelangkaan karena masih jauh dari daftar usulan yang disampaikan melalui electronic-Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Kemudian, untuk tahun 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) baru saja mengeluarkan Peraturan Menteri (PP) No. 10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.

Baca Juga: Cara Dispertapa Kabupaten Blitar Atasi Faktor Cuaca Penghambat Tembakau Tumbuh

Wawan mengaku, pihaknya siap sedia untuk memberikan pembelajaran kepada petani untuk mengolah bahan-bahan limbah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk tanaman.

Selain pembuatan pupuk organik, pihaknya juga siap membantu petani dalam pembuatan nutrisi untuk tanaman maupun pestisida nabati yang ramah lingkungan.

“Karena salah satu harapan kita ini nanti menjadi solusi yang ditekankan oleh pemerintah untuk ketersediaan atau ketahanan pangan itu betul-betul kita jaga,” tandasnya.

“Jadinya nanti pertanian di Kabupaten Blitar bisa kita bangun bersama-sama agar bisa maju dan berkembang,” tambahnya. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *