Kepala DKPP Kabupaten Blitar Dorong Petani Turut Wujudkan Swasembada Pangan

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto. (foto:DKPP Kabupaten Blitar)

Blitar, serayunusantara.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mendorong petani untuk bisa menciptakan ketahanan pangan atau biasa disebut swasembada pangan. Swasembada pangan cukup penting untuk menjaga ketahanan pangan bagi Negara Indonesia.

Wawan menjelaskan ada beberapa komoditas yang harus dijaga guna memenuhi kebutuhan pangan. Sebab, tingkat konsumsi dari masyarakat terhadap komoditas tersebut tergolong tinggi. Apabila ketersediaannya tidak dijaga, akan beresiko terhadap pangan nasional.

“Swasembada pangan yang harus kita jaga adalah padi, jagung, kedelai, juga bawang merah, cabai dan juga komoditas yang lain,” katanya, Rabu (24/5/2023).

Misalnya padi, dari data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 55,67 juta ton GKG. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 1,25 juta ton GKG atau 2,31 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang jumlahnya sekitar 54,54 juta ton GKG.

Baca Juga: Begini Gambaran dan Potensi Pertanian di Kabupaten Blitar

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan, komoditas pangan tersebut merupakan pendukung untuk ketahanan pangan. Selain itu, yang tak kalah penting juga untuk menjaga agar tidak terjadi inflasi yang bisa berimbas pada berbagai sektor.

“Jadi kita terus untuk melakukan suatu pemantauan keberadaan tanaman-tanaman ini yang ada di lapangan dan berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan penyaluran ataupun pemasarannya,” lanjutnya.

Oleh karenanya, kata Wawan, untuk tetap menjaga agar produktivitas tetap terjaga, pihaknya juga meminta kepada petani untuk mengantisipasi kendala-kendala yang bisa mengurangi produktivitas komoditi pertanian. Kemudian juga menyampaikan permasalahan di lapangan kepada para penyuluh pertanian.

“Misalnya perubahan iklim. Sehingga petani perlu pandai untuk bisa memilih komoditas apa saja pada situasi cuaca yang tidak menentu. Ini kan juga perlu dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait. Jadi tidak sampai terjadi salah tanam yang tidak sesuai dengan musim atau iklimnya,” ujarnya.

Kemudian, dia juga berharap petani bisa memanfaatkan teknologi guna menunjang hasil pertanian, karena teknologi yang ada bisa membantu petani, serta harus berpikir bagaimana bisa menciptakan pertanian yang berkelanjutan. (adv/Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *