Tokoh yang digadang-gadang bakal maju dalam Pilkada Kabupaten Blitar. (Foto: IST)
Blitar, serayunusantara – Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Blitar, suhu politik semakin memanas. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan mengandeng H. Beky, yang menumpang ketenaran Gus Iqdam (Pengasuh Majlis Taklim Sabilu Taubah) diyakini bakal memberikan kekuatan tambahan bagi PDIP dalam memenangkan Pilkada tahun 2024.
“Kalau dihitung dari skema kursi, dipastikan PDIP bisa memenangkan Pilkada Kabupaten Blitar. Tetapi, sejarah kekalahan Pilkada tahun lalu akan selalu menghantui kawan PDIP,” ujar Triatok seperti dikutip dari BeritaSolo Minggu kemarin.
Spekulasi lain mengatakan bahwa kekuatan PDIP bisa rontok jika calon incumbent Rini Syarifah (Mak Rini) memperluas jangkauannya dengan berkoalisi bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, dan PPP. Koalisi ini akan memberikan dukungan signifikan dan berpotensi mengubah peta kekuatan politik di Kabupaten Blitar.
Selain itu, di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Blitar kini terdapat tokoh-tokoh hebat seperti mantan Ketua PDIP dan Wakil Bupati Blitar periode 2014-2019, Marhaenis, dan juga mantan Bupati Blitar, Heri Nugroho. Kehadiran mereka memberikan warna baru dalam persaingan politik di daerah tersebut.
“Bakal seru bila Mak Rini bisa melakukan koalisi dengan partai-partai tersebut. Namun demikian, siapa nanti orang yang pantas mendampingi dia? Kabarnya, salah satunya ada nama Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar dari Gerindra, Mujib SM yang di gadang-gadang mau mendampinginya,” ungkap pengurus DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar, Budi saat dimintai tanggapannya, Selasa (5/8/2024) di Blitar.
Dengan berbagai dinamika ini, Pilkada di Kabupaten Blitar diprediksi akan menjadi ajang pertarungan yang sengit dan penuh strategi. Masyarakat setempat pun menantikan perkembangan lebih lanjut dari situasi politik yang terus berubah ini.
Baca Juga:
Situasi politik yang dinamis di Kabupaten Blitar telah menciptakan ketidakpastian dan spekulasi di kalangan masyarakat dan pengamat politik. Dukungan yang diterima oleh calon-calon kepala daerah dari berbagai koalisi dan tokoh politik senior menunjukkan bahwa Pilkada kali ini tidak hanya menjadi ajang pemilihan biasa, tetapi juga pertarungan strategi dan aliansi.
Di satu sisi, PDIP dengan menggandeng H. Beki berharap dapat menarik simpati dan dukungan dari kalangan santri dan masyarakat yang menghormati Gus Idam. H. Beki, dengan popularitasnya yang didukung oleh Gus Idam, menjadi salah satu kartu truf PDIP untuk memenangkan hati pemilih.
Namun, di sisi lain, Mak Rini yang juga didukung oleh kalangan pondok pesantren (PETA) dan sebagai calon incumbent akan tidak tinggal diam. Dengan kemungkinan berkoalisi dengan KIM, ia berusaha membangun kekuatan yang lebih besar dan solid. Koalisi dengan partai-partai besar seperti Gerindra, Golkar, PAN, PPP, Demokrat dan Nasdem memberikan Mak Rini keunggulan strategis yang signifikan.
Selain itu, dukungan dari tokoh-tokoh PKB seperti Marhaenis dan Heri Nugroho, yang memiliki pengalaman dan jaringan politik yang luas, semakin memperkuat posisinya.
“Persaingan ini tidak hanya tentang siapa yang akan memenangkan kursi kepala daerah, tetapi juga tentang bagaimana aliansi dan strategi politik dibangun dan dijalankan. Setiap langkah, setiap keputusan, dan setiap aliansi yang dibentuk akan berdampak besar pada hasil akhir Pilkada,” Pungkas Budi yang biasa di panggil Bang Kempes.(Jun)