Tim Gabungan Bersiaga Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Tulungagung

Arsip – Ilustrasi dua siswa berjalan di lorong gang sempit lingkungan rumahnya yang tergenang banjir bercampur limbah industri di Desa Sidorejo, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (27/10/2022). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Tulungagung, serayunusantara.com – Tim gabungan penanggulangan bencana di Kabupaten Tulungagung mulai disiagakan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di daerah itu seiring datangnya musim hujan sebulan terakhir.

Persiapan dan kesiagaan dilakukan dengan digelarnya apel bersama seluruh potensi penanggulangan kebencanaan, Rabu, yang kemudian dilanjutkan dengan koordinasi dengan jaringan tim reaksi cepat, relawan serta jajaran pemerintah desa/kelurahan yang tersebar di 19 kecamatan daerah itu.

“Kami siapkan segala sesuatunya untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi selama hujan,” kata Kapolres Teuku Arsya, seperti dilansir dari laman ANTARA.

Personel kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Tulungagung merupakan gabungan dari TNI, Polri, Tagana, PMI, Damkar dan masyarakat biasa dengan jumlah 200 orang.

Jumlah itu bisa bertambah jika potensi bencana yang terjadi lebih besar. Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang terjadi pengaruh angin basah atau hujan. Bencana ini lazimnya terjadi saat musim hujan.

Bencana tersebut bisa berupa tanah longsor, angin puting beliung dan banjir. Pihaknya telah memetakan wilayah yang berpotensi terkena bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Kerek Mutu Vokasi Indonesia, Kemenperin Aktif Gandeng Mitra Internasional

Dengan melihat dari tahun-tahun sebelumnya, bencana banjir biasanya terjadi di wilayah Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Bandung, Kecamatan Besuki, Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Pakel. Bencana tanah longsor sering terjadi di wilayah pegunungan, seperti wilayah kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.

Sedang bencana angin puting beliung di Kecamatan Pakel, Kecamatan Boyolangu, Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan Kedungwaru. Arsya menyampaikan bencana banjir dan longsor diakibatkan oleh gundulnya lereng-lereng pegunungan.

Sebab air hujan yang turun di lereng pegunungan tidak ada penahan yang akibatkan banjir dan longsor. Pihaknya menghimbau masyarakat mau melakukan penanaman kembali tanaman keras yang mampu menahan dan menyimpan air. (tim/serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *