Jatim, serayunusantara.com – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya terus memantau perkembangan harga bahan kebutuhan pokok di wilayah setempat.
Salah satu komoditas yang menjadi perhatian adalah cabai rawit merah dan tomat, untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harganya tetap terjaga.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menyampaikan bahwa TPID rutin melakukan pemantauan terhadap sejumlah komoditas pangan. Berdasarkan hasil pantauan, harga cabai dan tomat di pasar masih dalam kondisi stabil.
“Pemantauan kami dilakukan setiap hari, dan hingga saat ini harga cabai dan tomat tidak menunjukkan lonjakan. Masih berada dalam kisaran yang wajar,” ujar Antiek dalam siaran pers Humas Pemkot Surabaya, Rabu (30/7/2025).
Antiek mengungkapkan bahwa harga cabai rawit merah justru mengalami tren penurunan selama Juli 2025. Pada awal bulan, harga beli cabai rawit merah tercatat sekitar Rp56.020 per kilogram dan harga jualnya mencapai Rp62.380. Sempat naik pada minggu kedua menjadi Rp58.422 (beli) dan Rp64.822 (jual), namun di minggu-minggu berikutnya harga terus menurun.
“Memasuki minggu keempat Juli, harga beli cabai rawit merah turun menjadi Rp37.963 per kilogram, dan harga jual di kisaran Rp44.148,” jelasnya.
Baca Juga: Bank Jatim Salurkan Bantuan CSR ke Pemkab Bojonegoro
Hal serupa terjadi pada tomat sayur. Setelah sempat naik di minggu kedua menjadi Rp25.563 (beli) dan Rp29.625 (jual), harga kembali turun pada minggu ketiga dan keempat. Di minggu terakhir Juli, harga beli tomat berada di angka Rp19.500 dan harga jual sekitar Rp24.333 per kilogram.
“Penurunan harga ini terjadi meskipun beberapa wilayah di Jatim mengalami bediding atau musim dingin. Namun tidak berdampak signifikan terhadap hasil panen maupun distribusi,” tambah Antiek.
Ia juga menegaskan bahwa stok cabai rawit merah dan tomat sayur di Surabaya masih aman. Pasokan sebagian besar diperoleh dari daerah-daerah sentra produksi seperti Kediri, Blitar, dan Pasuruan.
“Distribusi dari daerah-daerah penghasil masih lancar. Kami juga aktif berkoordinasi dengan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) untuk memastikan pasokan tetap stabil,” lanjutnya.
Untuk itu, Antiek mengimbau masyarakat agar tidak khawatir akan ketersediaan komoditas tersebut. Ia mengajak masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan tidak berlebihan guna mencegah pemborosan makanan.
Baca Juga: Komisi E DPRD Jatim: Sinergi Instansi Kunci Sukses Program Sekolah Rakyat
“Kami pastikan stok aman. Yang penting masyarakat membeli dan mengonsumsi sesuai kebutuhan, agar tidak terjadi food waste,” pungkasnya. (serayu)