Surabaya, serayunusantara.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen menjadikan kesejahteraan masyarakat sebagai fokus utama dalam setiap program pembangunan. Seluruh anggaran daerah dialokasikan untuk mendongkrak kualitas hidup warga, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa pengelolaan anggaran harus selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Menurutnya, kebijakan fiskal di tingkat kota harus berorientasi pada peningkatan indikator kesejahteraan.
“Setiap rupiah anggaran Pemkot Surabaya harus berkontribusi pada cita-cita negara,” ujar Eri di Balai Kota Surabaya, Kamis (10/7/2025).
7 Indikator Kesejahteraan sebagai Tolok Ukur
Eri memaparkan tujuh indikator keberhasilan pembangunan Surabaya:
- Penurunan angka kemiskinan
- Pengurangan pengangguran terbuka
- Penurunan angka kematian ibu dan anak
- Penurunan prevalensi stunting
- Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
- Perbaikan gini ratio
- Pertumbuhan ekonomi daerah
Baca Juga: Komnas PA Dukung Kebijakan Jam Malam Anak di Surabaya
Fokus Awal: Pemulihan SDM Pasca-Pandemi
Saat pertama menjabat, Eri mengaku kondisi Surabaya masih terpuruk akibat pandemi COVID-19. Saat itu, stunting mencapai 28,5%, kemiskinan 5,9%, dan pengangguran 9,7%.
“Kami memprioritaskan pembangunan SDM ketimbang infrastruktur,” jelasnya.
Hasilnya, stunting turun drastis ke 1,6%, pengangguran berkurang dari 9% menjadi 4%, dan kemiskinan turun ke 3,9%—lebih rendah dibanding masa pra-pandemi.
Infrastruktur Tetap Jadi Perhatian
Meski fokus pada SDM, Pemkot Surabaya juga memperbaiki infrastruktur dasar seperti:
- Penanganan banjir: Target pengurangan titik banjir dari 600 lokasi menjadi 180 lokasi.
- Perbaikan jalan: Meski sebagian jalan merupakan kewenangan pusat/provinsi, Pemkot Surabaya telah mendapat izin untuk melakukan perbaikan.
- Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB): Proyek strategis untuk mengurangi kemacetan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan barat, termasuk koneksi ke Pelindo Teluk Lamong. Eri membuka peluang investasi seluas-luasnya bagi pihak swasta.
Baca Juga: Surabaya Menuju Kota Global, Pemkot dan DPRD Sahkan RPJMD 2025-2029
Transportasi Massal dan Hunian Layak
- Surabaya Regional Railway Line (SRRL): Rencana pembangunan kereta api yang menghubungkan Sidoarjo-Surabaya-Gresik-Lamongan, ditargetkan operasional 2027.
- Rusunawa: Eri menegaskan Rusunawa seharusnya menjadi hunian sementara bagi warga miskin, bukan tempat tinggal permanen.
Ajakan Kolaborasi dengan Masyarakat
Eri berharap warga aktif memberikan masukan dan mengawal program Pemkot. “Semua demi kesejahteraan bersama,” tandasnya.***