Wamenag Zainut Tauhid Saadi saat memberi sambutan, Jumat (7/4/2023). (Foto: Kemenag RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan bahwa kesejahteraan anak yatim menjadi tanggung jawab semua pihak. Mulai dari pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat.
Hal ini disampaikan Wamenag saat menghadiri Santunan 1.000 Anak Yatim yang digelar Badan Pelaksana Pengelola Masjid (BPMI) Istiqlal bekerja sama dengan PT Unilever, di Masjid Istiqlal, Jakarta.
“Perhatian dan kepedulian terhadap anak yatim dan dhuafa tidak cukup hanya berlangsung selama bulan Ramadhan saja, tetapi harus dilakukan sepanjang waktu sampai mereka memasuki fase perkembangan dan usia yang bisa hidup mandiri,” ungkap Wamenag, Jumat (7/4/2023).
Ia pun mengapresiasi langkah Masjid Istiqlal yang menggandeng pihak swasta untuk memberikan santunan kepada anak-anak yatim. Ia berharap hal ini dapat dilanjutkan juga di luar bulan Ramadan. “Pendidikan dan tumbuh-kembang anak yatim pada hakikatnya merupakan tanggungjawab kita bersama sebagai umat yang beriman,” imbuh Wamenag.
Santunan untuk 1.000 anak yatim piatu berupa uang tunai Rp500.000,- tersebut diberikan usai pelaksanaan ibadah salat Jumat. Penyerahan santunan ini juga dihadiri oleh Menteri ESDM, Arifin Tastif , Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, dan Ketua Baznas RI, KH.Noor Achmad.
Wamenag menuturkan masjid menjadi tempat yang tepat untuk memupuk rasa kepedulian. Menurutnya masjid merupakan simbol dari kesetaraan. Kerenanya, masjid sejatinya dapat menjadi penghubung kasih sayang antar umat.
Lebih jauh, masjid dapat menjadi penghubung kasih sayang warga masyarakat dengan anak yatim yaitu anak-anak yang kehilangan salah satu orangtua atau kedua-duanya, apalagi yang membutuhkan dukungan solidaritas dan ta’awun di dalam masyarakat.
“Mari kita menciptakan masjid yang ramah anak dan responsif terhadap problematika sosial, pendukung kasih sayang kepada sesama manusia, utamanya anak yatim,” ujar Wamenag. ***