Wamendag pada Diskusi Menuju Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada

Wamendag, Dyah Roro Esti menghadiri Diskusi Menuju Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada yang diselenggarakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia di Jakata. (Foto: Kemendag RI)

Jakata, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendag RI, Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti menghadiri Diskusi Menuju Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada yang diselenggarakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) di Jakata, Selasa (3 Des).

Wamendag Roro mengatakan bahwa acara ini menandai pentingnya negosiasi yang sedang berlangsung antara ASEAN dan Kanada. Selain itu juga untuk berbagi perspektif menuju Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada (ACAFTA) yang Inklusif dan Berkelanjutan.

Setelah selesai dan diratifikasi, ACAFTA akan menjadi FTA pertama yang dimiliki ASEAN dengan kawasan Amerika Utara dan diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan serta menciptakan peluang pasar baru dan saling menguntungkan bagi semua pihak.

Lebih lanjut, Wamendag Roro menjelaskan bahwa negosiasi ACAFTA ditargetkan rampung secara substansial pada tahun 2025. Hingga saat ini, kemajuan yang dicapai belum memenuhi harapan kita. Meskipun demikian, kita harus tetap optimistis bahwa kedua belah pihak akan menemukan cara untuk mencapai kesepakatan pada beberapa isu, terutama yang masih menjadi perdebatan.

Baca Juga: Pelepasan Ekspor Produk Makanan Olahan PT Sekar Laut

Oleh karena itu, perlu dicarikan jalan tengah selama negosiasi berlangsung dan mendorong pembahasan isu-isu tersebut dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait. Dukungan penuh dan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait, termasuk sektor bisnis seperti yang kita miliki saat ini sangat dibutuhkan dalam menemukan rekomendasi dan solusi praktik terbaik.

Diskusi ini turut dihadiri Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Kanada, Mary Ng; Duta Besar Kanada untuk ASEAN, Vicky Singmin; Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe; Presiden Dewan Bisnis Kanada-ASEAN, Wayne Farmer; Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono; Staf Ahli Mendag Bidang Hubungan Internasional, Dandy Satria Iswara; serta Direktur Perundingan ASEAN, Dina Kurniasari.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *