Wamenkeu Suahasil: Tantangan dan Strategi Besar untuk Ekonomi Tumbuh Tinggi

Wamenkeu Suahasil Nazara dalam Diskusi Pakar yang digelar oleh Fraksi Partai Golkar DPR RI di Jakarta. (Foto: Kemenkeu RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memaparkan strategi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam Diskusi Pakar yang digelar oleh Fraksi Partai Golkar DPR RI bertema “Mencari Cara Ekonomi Tumbuh Tinggi” pada Selasa (19/11) di Jakarta.

Wamenkeu Suahasil menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi Indonesia, yaitu: transformasi digital, perubahan iklim, dan demografi. Ia menekankan pentingnya melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk memperkuat fondasi ekonomi.

“Digitalisasi bikin lebih efisien dan lebih cepat, tapi bagaimana lapangan kerjanya? Kita harus memastikan manfaat digitalisasi bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat dengan terus menurunkan digital divide,” ungkapnya.

Terkait perubahan iklim, Wamenkeu Suahasil menegaskan bahwa transisi menuju energi terbarukan harus menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Menurutnya, tantangan perubahan iklim bisa menjadi suatu peluang, bukan beban. Proyek-proyek energi terbarukan adalah investasi penting menuju ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Juga: Bea Cukai Tindak 31.275 Perdagangan Ilegal di 2024, Menkeu : Potensi Kerugian Negara Rp3,9 Triliun

Dalam konteks demografi, Wamenkeu menyoroti isu aging population yang perlu diantisipasi dengan investasi pada kesehatan dan pendidikan sejak dini. “Kalau sejak muda kita tidak menjaga kesehatan dan produktivitas, tantangannya akan muncul ketika populasi semakin menua.”

Dalam kesempatan itu, Wamenkeu Suahasil juga memaparkan dua strategi besar untuk mendorong ekonomi tumbuh tinggi. Pertama, relokasi sumber daya ke sektor produktivitas tinggi, seperti advanced manufacturing dan advanced services. Dan kedua, peningkatan efisiensi di sektor padat karya, melalui mekanisasi dan digitalisasi.

“Kita perlu mendorong sektor yang produktivitasnya tinggi, seperti jasa keuangan dan manufaktur, sekaligus memastikan sektor padat karya lebih efisien,” jelasnya.

Wamenkeu Suahasil menutup paparannya dengan menekankan peran APBN sebagai stabilisator dan katalisator untuk mendukung pertumbuhan.

Baca Juga: Menkeu : Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP

“APBN harus menjadi shock absorber yang menjaga stabilitas sekaligus mendukung alokasi dan distribusi yang adil,” pungkas Wamenkeu Suahasil.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *