Wamenprekraf Angela Tanoesoedibjo menjadi salah satu panelis dalam acara Women in Leadership Conference di The Westin Hotel Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/12/2023). (Foto: Kemenparekraf RI)
Surabaya, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenparekraf RI, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wabaparekraf), Angela Tanoesoedibjo, menjadi salah satu panelis dalam Women in Leadership Conference.
Dalam acara tersebut, Wamenparekraf Angela membagikan pandangan dan pengalamannya sebagai seorang pemimpin perempuan (woman leader).
Acara Women in Leadership Conference yang bertema ‘Be the Game Changer, It Starts With You’ digelar di The Westin Hotel Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (4/12/2023). Acara ini dihadiri oleh sekitar 220 pemimpin wanita dari jaringan Marriott Indonesia.
Pada sesi Candid Talk, hadir bersama Wamenparekraf sebagai panelis adalah Senior Vice President Finance Asia Pacific (Excluding Greater China), Christina Chan; Chief Operation Officer (COO) MAPCLUB, Marcella Dewi; dan Area Vice President Marriott International Indonesia & Malaysia, Ramesh Jackson, yang berperan sebagai moderator.
Dalam sesi tersebut, Angela memberikan pandangan dan juga membagikan pengalamannya sebagai perempuan dalam lika-liku dunia kepemimpinan di Indonesia. Salah satunya adalah terkait isu work-life balance sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga yang banyak menjadi tantangan bagi banyak perempuan saat ini.
Baca Juga: Kemenparekraf Dukung “Jakarta Halal Festival” Perkuat Ekosistem Halal Nasional
Menurutnya, untuk mencapai keseimbangan tersebut, seorang perempuan harus mampu menentukan prioritas. Ada kalanya keluarga lebih penting dari pekerjaan. Namun, ada pula saat-saat tertentu di mana pekerjaan harus didahulukan.
“Kita harus mampu menentukan prioritas dan fokus pada kualitas. Setiap hari kita menghadapi tantangan yang berbeda. Jadi, kualitas juga merupakan hal yang penting karena kita tidak dapat menentukan ukuran kesuksesan di dunia kerja dari berapa banyak jam kerja kita, tetapi tentunya dari kualitas pekerjaan kita,” kata Angela.
Wamenparekraf juga menjelaskan tentang pentingnya support system dalam dunia kerja dan alasan kenapa harus menjaga support system tersebut. “Saya memiliki dua jenis support system, yaitu yang berkaitan dengan personal dan profesional. Keluarga dan teman merupakan support system saya dalam personal issues. Professional support merupakan orang-orang yang dapat saya andalkan dalam dunia kerja, memiliki tujuan bersama, serta ketertarikan dan values yang sama. Hubungan profesional ini harus dibangun dan dipupuk dengan baik sehingga saat saya membutuhkan bantuan mereka, mereka akan selalu siap membantu,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wamenparekraf Angela juga membagikan pandangannya terkait adanya resistensi atau penolakan pada perubahan-perubahan yang terjadi di dunia kerja. Menurutnya, dalam setiap perubahan pasti akan terdapat resistensi dari beberapa pihak. Untuk itu, Angela menekankan bahwa penolakan tersebut adalah hal yang wajar. Seorang pemimpin harus belajar menerima penolakan sebagai bukan bagian dari kesalahannya.
“Ada tiga tingkat resistensi yang berbeda. Satu, dari sisi hubungan interpersonal. Dua, dari level hubungan organisasi. Dan terakhir, dari sisi luar hubungan organsasi, misalnya sosial. Untuk meresponsnya, kita harus mengetahui akar permasalahannya karena setiap tantangan memiliki solusi yang berbeda,” ujarnya.
Angela menyarankan kepada para peserta yang hadir agar selalu berkepala dingin dalam menghadapi situasi penolakan sehingga nantinya mampu menghadirkan strategi yang tepat untuk menghadapi penolakan yang mungkin terjadi.
Mengakhiri sesi Candid Talk tersebut, Wamenparekraf Angela mengajak para peserta untuk lebih mengenal potensi dan nilai diri, serta berjuang bersama-sama untuk mendapatkan pengakuan sebagai pemimpin yang kuat dan dapat diandalkan.***