Menteri ESDM, Arifin Tasrif pada “G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialogue” di Bali, Minggu (18/5). (Foto: Kementerian ESDM RI)
Bali, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian ESDM RI, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE), hal ini disampaikannya pada “G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialogue” di Bali, Minggu (18/5). Forum dialog ini diselenggarakan oleh Tri Hita Karana bersama dengan World Economic Forum, dan turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan.
“Kami telah mengembangkan Peta Jalan NZE di sektor energi untuk mencapai target emisi dan melaksanakan transisi energi bersih,” ujarnya.
Arifin menguraikan bahwa peta jalan ini mencakup pengembangan energi terbarukan, program pengurangan karbon, pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara, elektrifikasi, langkah-langkah dan praktik efisiensi energi, serta penerapan teknologi CCS/CCUS.
Berdasarkan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi dari 29% menjadi 32% pada tahun 2030. Sektor energi diharapkan menyumbang pengurangan emisi sebesar 358 juta ton CO2, meningkat dari target sebelumnya sebesar 314 juta ton CO2.
Baca Juga: Dalam Forum CEM, Sekjen ESDM Urai Aksi Kolaboratif ASEAN Optimalkan Energi Bersih
Arifin juga mengakui tantangan yang dihadapi dalam mencapai target tersebut. “Indonesia diberkahi dengan sumber daya energi yang beragam, seperti minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan bersih seperti hidro, surya, angin dan laut. Namun, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkannya secara optimal,” jelasnya.
Beberapa program yang sedang dijalankan untuk mendukung peta jalan NZE meliputi pengembangan infrastruktur interkoneksi listrik, infrastruktur pipa gas, dan eksplorasi gas alam secara masif.
Lebih lanjut, Arifin juga menyoroti pentingnya dukungan keuangan yang memadai untuk mencapai target NZE. “Ada beberapa inisiatif seperti JETP, AZEC, IPEP yang saat ini sedang berlangsung, kami juga berharap bahwa G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA) dapat mendukung program kami,” ungkapnya.
Selain itu Arifin juga menyampaikan bahwa pengembangan teknologi dan skala industri juga menjadi fokus utama untuk memaksimalkan penggunaan energi baru terbarukan.
Baca Juga: Kementerian ESDM Tingkatkan Kolaborasi Pengelolaan Geologi Tata Lingkungan dan Air Tanah
“Kita harus memastikan bahwa program transisi energi bersih dapat memberikan dampak positif yang berharga bagi masyarakat. Kami mengharapkan kerjasama yang lebih kuat antara negara-negara berkembang dan kurang berkembang agar dapat mempercepat program sehingga tidak ada yang tertinggal,” tutup Arifin.***