Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Yohan Tri Waluyo. (Foto: Achmad Zunaidi/Serayu Nusantara)
Blitar, serayunusantara.com – Pemindahan pedagang Pasar Tumpah Anggrek ke jalan Kaca Piring atau di sebelah timur Pasar Templek, Kota Blitar menimbulkan permasalahan. Masih banyak pedagang yang belum kebagian tempat untuk berjualan.
Pemindahan pedagang pasar tumpah dari Jl Anggrek ke Jl Kacapiring dilakukan mulai 8 Mei 2024. Pemindahan dilakukan karena terjadi kemacetan akibat keberadaan pasar tumpah. Mereka meminta solusi terbaik kepada DPRD dan Pemkot Blitar agar bisa kembali berjualan seperti sediakala.
Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Yohan Tri Waluyo mengatakan, data pedagang saat didata pada bulan puasa hanya 185 pedagang. Namun setelah hari raya, saat mereka mau digeser jumlah pedagang menjadi 270 pedagang.
Menyikapi hal itu, Cowek, sapaan akrab Yohan menawarkan tiga solusi kepada pedagang Pasar Tumpah Anggrek. Solusi itu disampaikannya saat rapat bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar serta paguyuban pedagang Pasar Tumpah Anggrek, Selasa, 21 Maret 2024.
Solusi pertama kata dia, di Jalan Kaca Piring ada ruang kosong yang masih bisa digunakan berjualan oleh 80 pedagang. Sebab, di situ sudah ada pedagang yang telah berjualan terlebih dahulu.
Sedangkan yang kedua, para pedagang ini ditawarkan untuk mengisi lapak sebelah barat Pasar Legi, Kota Blitar. Di situ ada 200 lapak, namun yang masih terpakai hanya 40 lapak, sehingga masih ada 160 lapak kosong.
“Sebenarnya mereka mau memakai halaman pasar legi. Tapi ketika itu nanti terlaksanakan maka akan timbul masalah baru,” kata Politikus Partai Gerindra ini.
Baca Juga: DPRD Kota Blitar Gelar Rapat Paripurna Pengajuan Tukar Guling Aset Daerah dan Swasta
Solusi ketiga yang ditawarkan adalah para pedagang Pasar Tumpah Anggrek ini bergabung dengan pedagang eks Jalan Mastrip yang saat ini ditempatkan di Pasar Dimoro, Kota Blitar.
“Tiga alternatif ini kita tawarkan semoga ada solusi terbaik yang bisa terwujud demi kebaikan bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disperdagin Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan, pihaknya juga bakal memberikan kartu kepada para pedagang pasar. Hal itu dilakukannya agar para pedagang lebih tertib, sehingga tidak ada yang melanggar aturan.
“Yang kita jaga, jangan sampai ada terlalu banyak tarikan ke pedagang. Jadi, ya terus kita evaluasi, tapi kalau ada masukan misalnya warga ada yang narik, langsung kita tindak,” ungkapnya. (jun)