Bahas Percepatan Area Tanam dan Pompanisasi Wilayah Jatim, DKPP Kabupaten Blitar Hadiri Paparan Hanpangan Terpadu

DKPP Kabupaten Blitar saat menghadiri kegiatan Percepatan Area Tanam dan Pompanisasi Wilayah Jatim, DKPP Kabupaten Blitar Hadiri Paparan Hanpangan Terpadu di Markas Kodam V Brawijaya, Jumat, 22 Maret 2024. (Dok. DKPP Kabupaten Blitar)

Surabaya, serayunusantara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar menghadiri agenda paparan ketahanan pangan (Hanpangan) Terpadu, Percepatan Area Tanam, dan Pompanisasi di wilayah Jawa Timur (Jatim), Jumat, 22 Maret 2024.

Agenda yang digelar di Markas Kodam V Brawijaya tersebut dipimpin langsung oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay dan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Jawa Timur, Kepala Balai Besar Sungai (BBWS) Brantas dan Bengawan Solo.

Selanjutnya, agenda yang dimulai pukul 09.30 WIB ini bertujuan untuk menanggapi turunnya produksi pangan atau padi selama setahun terakhir yang diduga dampak dari el-nino maupun kemarau panjang.

Kepala Bidang (Kabid) Prasarana DKPP Kabupaten Blitar Matsafi’i mengatakan, bahwa untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Pertanian (Kementan) RI sudah bekerja sama dengan TNI. Dari TNI pun juga sudah mendukung upaya penguatan pangan tersebut.

“Jadi dari pihak TNI Angkatan Darat mendukung penuh penguatan Ketahanan Pangan. Salah satu wujudnya di Jawa Timur dengan diadakannya agenda di Makodam V Brawijaya ini,” tuturnya.

Baca Juga: DKPP Kabupaten Blitar Hadiri Koordinasi dan Sinkronisasi Pengembangan Pangan Tahun Anggaran 2024

Selain itu, dia juga menjelaskan terkait percepatan tanam dan peningkatan luas tanam padi juga dibahas dengan serius pada forum tingkat provinsi ini. Namun, dia juga tidak menampik ada permasalahan lahan yang belum tuntas.

“Permasalahannya adalah banyak lahan tadah hujan yang masih belum bisa tanam atau tanamnya mundur, akibat kurangnya air atau saluran irigasi,” kata Matsafi’i.

Kabid Prasarana DKPP Kabupaten Blitar, Mat Safi’i. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)

Oleh karena itu, kata dia, dalam forum tersebut disepakati bahwa solusi dari kurangnya air adalah pompanisasi dengan memanfaatkan sumber air yang ada atau yang terdekat dari kawasan tanam.

“Di Kabupaten Blitar sendiri dari 2 minggu lalu sudah ada upaya yang kami lakukan, bahkan dari Dirjen Kementan RI juga turut terjun langsung untuk memotivasi petani,” ujarnya.

Terakhir, pihaknya sangat menyayangkan apabila ada lahan pertanian yang kurang bisa dioptimalkan karena kurang air. Maka dari itu, trobosan darinya adalah pompanisasi yang nanti akan dibantu untuk menyediakan alat berupa pompa air. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *