Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyaksikan persiapan mereka di sela-sela Bunga Desa yang berlangsung di aula Balai Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Rabu (4/10/2023). (Foto: Pemkab Banyuwangi)
Banyuwangi, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Banyuwangi, Kesempatan istimewa bakal diterima oleh para penari disabilitas tuna rungu wicara dari Tim Tari Kampung Inklusi Banyuwangi. Mereka bakal tampil di forum internasional ASEAN High Level Forum on Disability- Inclusive Development and Pertnership beyond 2025 (AHLF) pada 10 Oktober mendatang.
Acara yang digelar di Makasar itu, mereka bakal menampilkan tari kreasi baru dengan judul “Seret Konde”. Tari hasil ciptaan mereka itu mengangkat kisah seorang yang dipandang sebelah mata namun ternyata memiliki kemampuan dan potensi yang luar biasa.
“Saya kagum dengan anak-anak semua yang begitu kreatif. Gerakan tari dan aransemen musiknya benar-benar diciptakan sendiri,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyaksikan persiapan mereka di sela-sela Bunga Desa yang berlangsung di aula Balai Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Rabu (4/10/2023).
Kesempatan tampil di forum internasional tersebut, imbuh Ipuk, adalah sesuatu yang berharga. Untuk itu, ia berpesan agar menunjukkan performa terbaiknya.
Baca Juga: Lima Tahun Kerjasama Pengelolaan Sampah, Pemerintah Norwegia Apresiasi Komitmen Banyuwangi
“Kalian merupakan anak-anak terpilih yang akan mewakili daerah sekaligus menjadi duta budaya Banyuwangi. Maka siapkan diri dan berikan yang terbaik dalam penampilan kalian nanti,” ujar Ipuk.
AHLF merupakan forum tingkat tinggi tentang penyandang disabilitas yang akan berlangsung 10-12 Oktober mendatang. Forum internasional ini akan dihadiri 200 peserta dari perwakilan Badan Sektor ASEAN, organisasi terafiliasi ASEAN, Organisasi Penyandang Disabilitas, Mitra Wicara ASEAN dan akademisi.
Ipuk juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membuka beasiswa seni kerjasama dengan Institute Seni Indonesia (ISI) Solo. “Bagi yang ingin serius untuk menekuni bidang seni, silakan dimanfaatkan bagi yang tertarik,” cetusnya.
Perlu diketahui, Kampung Inklusi Banyuwangi merupakan sebuah lembaga non profit yang berfokus membangun lingkungan masyarakat Banyuwangi yang ramah terhadap penyandang disabilitas dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang inklusif. Berpusat di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar, Kampung Inklusi melakukan gerakan melalui pendidikan, pengembangan dan pemberdayaan teman disabilitas.
Baca Juga: Bertemu Dubes Jepang, Banyuwangi Tingkatkan Kerjasama dari Pertanian hingga Pengelolaan Geopark
Mereka mendapat kesempatan untuk tampil di forum internasional itu setelah lolos seleksi yang diadakan oleh Kementrian Sosial. “Seleksinya waktu itu kami mengirimkan video tarian dari anak-anak. Alhamdulillah kita berhasil lolos dari puluhan yang ikut seleksi se Indonesia, ” ujar Pembina Kampung Inklusi Sri Wahyuni.
Penari yang akan berangkat berjumlah 10 orang. Mereka berasal dari SLB tingkat SMA dan perguruan tinggi. Mereka berkolaborasi dengan tim pemusik dalam menciptakan gerakan tarian yang akan dibawakan.
“Anak-anak ini bersama-sama dengan para pemusik menciptakan gerakan tari hanya dalam tempo empat hari. Mereka sangat totalitas dan bersemangat menjalani semua persiapan untuk tampil mewakili daerah,” katanya
Selama berlatih, lanjutnya, anak-anak mengikuti ritme musik dengan menggunakan ketukan. Sehingga tarian yang dibawakan bisa presisi mengikuti rancaknya musik yang mengalun. “Selama ini mereka juga sudah sering tampil di acara tingkat nasional,” pungkas Sri Wahyuni.***