Elisitor Biosaka. (Foto: IST)
Blitar, serayunusantara.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengenalkan manfaat penggunaan elisitor biosaka. Menurutnya, biosaka memiliki banyak manfaat yang berguna bagi petani. Penggunaan biosaka juga mulai dilakukan oleh banyak petani.
Elisitor Biosaka sendiri, pertama dicoba sejak tahun 2006 oleh petani dari Kabupaten Blitar, Muhamad Anshar. Dia membuat biosaka yang berasal dari bahan larutan tumbuhan atau rerumputan.
Saat mencoba biosaka itu, ditemukan barang tersebut mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen.
Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, elisitor biosaka bisa menjadi solusi bagi petani di tengah pengurangan pupuk bersubsidi dan mahalnya harga pupuk non subsidi.
“Elisitor biosaka ini benar-benar menolong petani,” kata Wawan kepada Serayu Nusantara, Jumat (26/5/2023).
Melansir dari data Kementerian Pertanian pada tahun 2022 alokasi pupuk subsidi untuk Urea sebanyak 4.232.704 ton, SP-36 sebanyak 541.201 ton, ZA sebanyak 823.475 ton, NPK sebanyak 2.470.445 ton, NPK Formula Khusus sebanyak 11.469 ton, Organik Granul sebanyak 1.038.763 ton dan organik Cair sebanyak 1.870.380 ton.
Secara nasional kebutuhan pupuk untuk petani mencapai 22,57 juta hingga 26,18 juta ton per tahun. Namun alokasi anggaran melalui Kementerian Keuangan hanya cukup untuk 8,87 juta hingga 9,55 juta ton dengan anggaran subsidi Rp 25 trilliun. Dari hitungan tersebut, sudah pasti jumlah pupuk subsidi yang pemerintah bisa sediakan jauh dari harapan atau kebutuhan petani.
Baca Juga: DKPP Ajak Petani Jalan Bareng Bangun Pertanian di Kabupaten Blitar
Oleh karena itu, menurut Wawan, biosaka tidak dapat dikategorikan sebagai pupuk, bukan pula pestisida, fungisida, ataupun zat perangsang tumbuh (ZPT), biosaka ialah elisitor.
“Jadi intinya, elisitor itu nanti akan membuat sinyal kepada tanaman,”ujarnya.
Wawan menjelaskan, penggunaan elisitor biosaka bermanfaat menyehatkan tanaman, karena penggunaan bahan kimia akan berangsur-angsur berkurang apabila sudah diberikan biosaka.
“Apabila tanaman itu sehat, pupuk yang diperlukan oleh tanaman itu tidak perlu banyak-banyak, bahkan kita harapkan cukup menggunakan pupuk organik, tidak memerlukan pupuk kimia,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan, dari penelitian yang telah dilakukan, usai menggunakan biosaka, petani hanya direkomendasikan menggunakan pupuk kimia 30 persen dari penggunaan biasanya. Dengan demikian ada penghematan sebesar 70 persen.
“Harapan kami dengan jumlah subsidi dikurangi bisa mencukupi kebutuhan pupuk bagi petani. Dan juga tanaman itu menjadi sehat. Tahan terhadap penyakit dan iklim yang kurang mendukung,” pungkasnya. (adv/jun)