BI Jatim Perkuat Ketahanan Pangan Melalui Sinergi UMKM dan Pesantren

Jatim, serayunusantara.com — Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dan pengendalian inflasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur menyelenggarakan program “Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren 2025” selama lima hari (11–15 Juni 2025).

Kegiatan ini difokuskan pada pengembangan klaster pangan unggulan di berbagai wilayah Jatim, sekaligus memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan.

Fokus pada Empat Lokasi Strategis

Program ini menyasar sentra produksi pangan utama di Jatim, meliputi:

  1. Gabungan Kelompok Tani Aneka Makmur (Kediri) – Pengembangan komoditas cabai.
  2. Kelompok Tani Sumber Makmur 1 (Lamongan) – Pusat produksi beras.
  3. Kelompok Tani Harapan Jaya 1 (Probolinggo) – Budidaya bawang merah.
  4. Pondok Pesantren Al Amin Prenduan (Sumenep) – Klaster peternakan ayam petelur.

Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor

M. Noor Nugroho, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, menekankan bahwa inisiatif ini bertujuan memperkuat kerja sama antara pemerintah daerah, UMKM, pesantren, dan petani.

Baca Juga: Pemprov Jatim Evaluasi Kinerja Pemkab/Pemkot dalam Upaya Penurunan Stunting

“Program ini menjadi wujud nyata komitmen BI dalam mendorong kemandirian ekonomi melalui klaster pangan yang berdaya saing dan berkelanjutan,” ujarnya.

Joko Irianto, Asisten Perekonomian Sekda Jatim, menyambut positif langkah BI ini.

“Sinergi antara BI, UMKM, dan pesantren sangat strategis untuk pengendalian inflasi dan penguatan ekonomi lokal. Kami berharap manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan,” jelasnya.

Dialog Langsung dan Strategi Adaptif

Selain kunjungan lapangan, kegiatan ini juga menjadi ajang diskusi antara pelaku usaha, petani, dan pengurus pesantren dengan BI guna merumuskan strategi pengembangan pangan yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan fluktuasi pasar.

Baca Juga: KONI Jatim Pastikan Persiapan Matang Menjelang Porprov Jatim 2025

Melalui program ini, BI Jatim berkomitmen menjadikan UMKM dan pesantren sebagai pilar utama ketahanan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *