BPS Jatim: Pemulihan Ekonomi Jawa Timur Terus Berlanjut Secara Stabil

Jatim, serayunusantara.com – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 5,12 persen selama semester I tahun 2025 jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (cumulative to cumulative/c-to-c). Capaian ini dinilai sebagai bukti pemulihan ekonomi yang stabil dan merata sejak awal tahun.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Zulkipli, dalam pemaparan Berita Resmi Statistik (BRS) yang digelar di Aula Lantai 3 Kantor BPS Jatim, Surabaya, Selasa (5/8/2025). Ia menjelaskan bahwa capaian tersebut dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, yang tercatat sebesar Rp849,30 triliun.

“Pertumbuhan c-to-c sebesar 5,12 persen menandakan pemulihan ekonomi Jawa Timur berlangsung konsisten,” ujarnya.

Zulkipli menambahkan bahwa sebagian besar sektor utama berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ini, kecuali sektor pengadaan air yang mengalami kontraksi sebesar 0,23 persen. Beberapa sektor dengan pertumbuhan tertinggi antara lain jasa perusahaan (9,14 persen), transportasi dan pergudangan (8,29 persen), penyediaan akomodasi serta makanan dan minuman (7,85 persen), serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial (7,03 persen).

Baca Juga: PLN UIT JBM Dukung Upaya Pelestarian Lingkungan di Kota Madiun

“Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat, ekspor, dan investasi yang mencerminkan pemulihan ekonomi inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,88 persen. Disusul oleh pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,47 persen, konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 4,98 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,18 persen, dan konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 0,58 persen.

Zulkipli mengungkapkan, proyek strategis seperti pembangunan tol Probowangi dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi faktor pendorong utama bagi pertumbuhan ekspor dan konsumsi rumah tangga. Sementara itu, pertumbuhan impor barang dan jasa yang mencapai 6,11 persen menjadi faktor pengurang dalam PDRB.

Secara spasial, Jawa Timur berada di posisi kedua sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian Pulau Jawa pada Triwulan II-2025 dengan kontribusi 25,36 persen, setelah DKI Jakarta yang menyumbang 29,17 persen. Disusul Jawa Barat (22,55 persen), Jawa Tengah (14,43 persen), Banten (6,94 persen), dan DI Yogyakarta (1,55 persen).

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Buka Pusdiklat Paskibraka 2025, Tekankan Solidaritas Tim

Zulkipli juga menyampaikan bahwa perekonomian Pulau Jawa secara umum mengalami percepatan, ditopang oleh tingginya permintaan domestik maupun ekspor. Pertumbuhan ekonomi tahunan (year on year/y-on-y) tertinggi terjadi di DI Yogyakarta dengan 5,49 persen, diikuti Banten (5,33 persen), Jawa Tengah (5,28 persen), serta Jawa Barat dan Jawa Timur (masing-masing 5,23 persen), dan DKI Jakarta (5,18 persen).***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *