Blitar, serayunusantara.com — Di sisi kanan Istana Gebang, rumah masa kecil Bung Karno yang kini menjadi tujuan wisata sejarah, berdiri deretan kios makan sederhana yang nyaris tak pernah sepi.
Meski tampak biasa saja dengan bangunan ala warung kampung, jajaran kios ini justru menjadi magnet bagi warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut.
Kios-kios ini menawarkan aneka makanan rumahan dengan harga yang sangat bersahabat.
Mulai dari soto ayam hangat, nasi pecel khas Blitar, rawon, hingga gorengan dan minuman es segar, semuanya tersaji dengan gaya masakan rumahan yang membuat pengunjung merasa akrab sejak suapan pertama.
Suasana yang santai serta bangku-bangku kayu sederhana menambah kesan nyaman bagi siapa pun yang ingin rehat sejenak setelah berkeliling Istana Gebang.
Baca Juga: Stasiun Gebang, Jejak Transportasi Lama yang Tetap Hidup di Tengah Kota Blitar
Meski fasilitasnya tidak semewah kafe modern, rasa dan hargalah yang membuat tempat ini tetap diminati. Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk makan, tetapi juga menikmati suasana perkampungan yang masih terasa hidup di tengah kawasan wisata.
Aroma masakan yang mengepul dari dapur-dapur kecil para pedagang menambah daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Saipudin, warga Blitar yang sudah bertahun-tahun makan di kawasan ini, mengaku jajaran kios tersebut memiliki daya pikat yang sulit digantikan oleh tempat makan modern.
“Di sini itu murah, enak, dan suasananya nggak dibuat-buat. Kadang kalau pulang kerja saya mampir untuk makan pecel atau soto. Rasanya kayak pulang ke rumah,” ujarnya.
Dengan posisinya yang strategis, harga yang ramah, dan cita rasa yang konsisten, kios-kios di samping Istana Gebang ini tetap menjadi salah satu spot kuliner favorit warga lokal.
Keberadaan mereka tak hanya memberikan pengalaman makan yang hangat dan sederhana, tetapi juga menambah warna kehidupan di kawasan wisata bersejarah Kota Blitar. (Serayu)











