DKPP Kabupaten Blitar Giatkan Program P2L untuk Ketahanan Pangan Bergizi dan Beragam

Salah satu program yang dijalankan DKPP Kabupaten Blitar. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – DKPP Kabupaten Blitar gencar melaksanakan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Peningkatan ketahanan pangan secara beragam dan berkelanjutan menjadi upaya dijalankan secara sungguh-sungguh.

Kabid Ketahanan Pangan DKPP Kabupaten Blitar, Wita Tri Wardani menjelaskan, P2L adalah inisiatif bersama untuk mengoptimalkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan. Lahan pekarangan, meskipun sempit tetap memiliki fungsi yang tinggi bagi penghasil komoditas pangan.

Dia menyebut, tujuan utama dari P2L adalah meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan di tingkat masyarakat lokal. Pemanfaatan lahan pekarangan diharapkan penduduk Kabupaten Blitar dapat memperoleh sumber pangan secara berkelanjutan.

Baca Juga: Bantu Angkut Hasil Panen, DKPP Kabupaten Blitar Beri Bantuan Kendaraan Roda Tiga kepada Petani

Wita juga menganggap, apabila P2L penting untuk dilaksanakan. Sebab, P2L itu merupakan visi yang digunakan untuk mewujudkan kondisi pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).

“Kalau dulu, kita 4 sehat 5 sempurna. Kalau sekarang semua harus diatur supaya tidak berlebihan, maka dari itu kami sekaligus mensosialisasikan B2SA,” ungkap Wita, Selasa (14/11/2023).

Menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara B2SA dengan 4 sehat 5 sempurna. Keduanya memiliki kesamaan tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan dan kesehatan.

Konsep pangan beragam, kata dia, menekankan keberagaman jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sehingga mencakup berbagai sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Selain itu, Wita juga menegaskan bahwa melalui P2L, masyarakat diharapkan dapat memperoleh manfaat ganda, yakni pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus peningkatan pendapatan.

“Kami juga terus mengedukasi ibu-ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dalam memasak. Kami pastikan tidak akan mahal jika menanam sendiri,” tutur Wita. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *