Masuki Musim Penghujan, Begini Upaya yang Harus Ditempuh Petani di Kabupaten Blitar agar Cabai Tak Terserang Patek

Petani yang sedang memanen tanaman cabai di Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – Musim penghujan sudah mulai mengguyur wilayah Kabupaten Blitar. Petani yang menanam tanaman cabai harus mengantisipasi agar tanamannya tidak terserang penyakit patek.

Penyakit patek atau antraknosa menjadi momok para petani. Dikhawatirkan petani bisa gagal panen apabila tanaman cabainya tersebut penyakit tersebut.

Apalagi saat ini Bumi Penataran masih menjadi daerah sentra cabai. Pasokan komoditas bumbu dapur utama ini masuk 3 besar di Indonesia yang dikirim ke Jakarta dan daerah-daerah lain.

“Sehingga nanti bisa memenuhi kebutuhan cabai pada akhir tahun 2023, atau saat hari-hari besar nasional, seperti hari raya, dan Kabupaten Blitar bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Kabid Sarana Tanaman Pangan da Holtikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Hikma Wahyudi, kepada Serayu Nusantara, Selasa (14/11/2023).

Dia mengatakan, perlu upaya intensif dari petani agar tanaman cabai yang ditanam bisa bebas dari penyakit antraknosa. Petani bisa menghindari genangan pada lahan, sebab penyakit mudah menyerang pada lahan yang terlalu lembab.

Petani juga harus menggunakan benih atau bibit cabai bebas patogen yang sehat. Selain itu juga membuang tanaman yang terserang penyakit lebih awal untuk mengendalikan penyebaran.

Namun sebaliknya, saat musim kemarau, penyakit antranoksa jarang ditemui. Biasanya hama yang lebih banyak menyerang tanaman cabai. Keduanya perlu diwaspadai karena sama-sama merugikan petani.

Baca Juga: DKPP Gelar Pembekalan Ihwal Human Capital Development Bagi Penyuluh Pertanian di Kabupaten Blitar

Menurut Hikma, meskipun ada ancaman serangan hama pada tanaman cabai, petani harus tetap memantau lahannya yang ditanami cabai secara dini.

“Jadi, begitu nanti ada serangan harus dikendalikan, agar serangannya tidak meluas ke lahan yang lain,” ujarnya.

Hikma menambahkan, para petani harus memperhitungkan dengan matang saat berencana menanam cabai. Baik itu musim maupun antispasi apabila ada penyakit ataupun hama yang akan menyerang.

“Yang menurut data kami biasanya 4 ribu hektare yang wilayah Blitar bagian utara, harapan kami bisa lebih dari itu,” tandasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *