Formasi Pustakawan Harus Diperbanyak untuk Tingkatkan Literasi

Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan, pentingnya perawatan pembangunan infrastruktur pasca pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara khususnya di Provinsi Aceh September 2024 mendatang. Ia berharap infrastruktur itu mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk melahirkan atlet-atlet potensial.(foto:egan/kemenpora.go.id)

Jakarta, serayunusantara.com – Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan bahwa pentingnya membuka formasi pustakawan baik untuk PPPK maupun CPNS. Hal tersebut disampaikan sebagai tanggapan atas kekhawatiran akan kekurangan pustakawan dalam menghadapi situasi darurat literasi di Indonesia.

llliza, menyampaikan bahwa keluhan dan aspirasi dari beberapa daerah yang dikunjungi terkait kondisi keberadaan pustakawan saat ini. “Kita banyak menerima aspirasi tentang keberadaan pustakawan, kita darurat literasi tapi kemudian formasi terhadap pustakawan itu masih sangat sedikit,” ujar llliza.

Politisi PPP ini juga menekankan pentingnya peran pustakawan dalam meningkatkan literasi di Indonesia. “Pustakawan itu menjadi kewajiban keharusan kalau kita benar-benar ingin meningkatkan literasi dan numerasi,” ujarnya.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Baca Siswa, Pemkot Kediri Gerakkan Revitalisasi Perpustakaan Sekolah Melalui Bimtek

Lebih lanjut, llliza menyampaikan bahwa pustakawan memiliki peran kunci dalam mengelola perpustakaan, baik yang ada di sekolah maupun yang resmi oleh pemerintah.

Dalam konteks undang-undang ASN yang baru, lliza mendesak agar formasi pustakawan nantinya akan membuka formasi pustakawan lebih banyak. Menurutnya, pustakawan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai akan mendorong percepatan peningkatan literasi di Indonesia. Mereka tidak hanya mengatur buku tetapi juga tahu bagaimana mengelola perpustakaan dan bagaimana mengajak orang untuk aktif membaca.

Illiza juga berharap bahwa dengan undang-undang ASN yang baru, Indonesia dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap literasi dan memastikan bahwa formasi pustakawan tetap diperhatikan, sehingga dapat mengatasi tantangan literasi yang masih jauh dari harapan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *