Gelombang Protes, Warga Seret Pabrik Gula RMI Blitar sebagai Pemicu Rangkaian Kecelakaan di Musim Giling

Blitar, serayunusantara.com Kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang pegawai SPBU, Ardin Wibawanto, warga Desa Sambirejo, Kecamatan Binangun, terjadi pada Selasa (25/11) sekitar pukul 01.30 WIB. Insiden yang berlangsung di jalur menuju Pabrik Gula Rejoso Manis Indo (RMI) itu langsung memicu reaksi keras dari warga.

Warga menilai Pabrik Gula (PG) RMI ikut memiliki tanggung jawab tidak langsung atas kecelakaan tersebut. Mereka menyebut keberadaan antrean panjang truk pengangkut tebu yang menumpuk di bahu jalan sebagai salah satu pemicu kondisi rawan kecelakaan.

Kemudian menurut keterangan sejumlah warga, para sopir terpaksa memarkir truk di pinggir jalan karena tidak adanya area parkir khusus yang disediakan pihak pabrik. Akibatnya, sebagian badan jalan menyempit dan mengganggu jarak pandang pengendara lain.

Baca Juga: Truk Tambang di Blitar yang Tak Lapor ke Pos MBLB Bakal Ditindak Tegas

Situasi diperparah dengan minimnya penerangan di titik-titik yang ramai truk saat musim giling tebu. Kondisi jalan yang gelap dinilai membuat risiko kecelakaan semakin tinggi, terutama pada malam hari.

Lebih lanjut, warga menegaskan bahwa PG RMI tidak boleh lepas tangan atas kondisi yang dinilai sudah berlangsung lama ini. Mereka menuntut agar manajemen pabrik menata ulang sistem antrean truk, menyediakan lahan parkir yang layak, serta memastikan jalur umum tetap aman dilalui.

Kepadatan jalur menuju pabrik gula RMI yang kian berbahaya. (Foto: Achmad Zunaidi/serayunusantara.com)

Menurut warga, keselamatan jalan tidak bisa ditawar. Mereka menganggap pembiaran antrean truk di bahu jalan menjadi ancaman nyata bagi pengendara, terutama warga yang beraktivitas pada dini hari.

Masyarakat juga mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar dan pihak kepolisian untuk segera melakukan penertiban. Jalur menuju pabrik disebut menjadi salah satu titik paling rawan selama musim giling, sehingga perlu pengawasan dan tindakan tegas untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.

Baca Juga: Truk Boks Tabrak Xenia di Simpang Empat Ngasem Kediri, Satu Penumpang Tewas

Seorang tokoh pemuda Binangun, Noris, menegaskan bahwa keselamatan publik tidak boleh dibiarkan menjadi korban kelalaian.

“Jangan sampai nyawa melayang hanya karena kelalaian menata antrean truk,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Rabu (25/11/2025).

Warga menilai, pihak RMI tidak boleh memonopoli fasilitas jalan umum untuk parkir antrian menuju pabrik.

Ia menambahkan bahwa masyarakat sudah sering menyampaikan keluhan serupa, namun hingga kini belum ada langkah nyata yang dilakukan.

“Kami berharap pabrik, pemerintah, dan kepolisian duduk satu meja mencari solusi yang benar-benar menyelesaikan masalah. Masyarakat hanya ingin jalan kembali aman. Jangan tunggu ada korban berikutnya,” tegasnya. (Jun/ha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed