Hadiri KTT Khusus Kemitraan ASEAN – Australia, Presiden Mendorong Kerja Sama Ekonomi dalam Tiga Hal Ini

Presiden RI Joko Widodo menghadiri KTT Khusus Perayaan ke-50 Kemitraan ASEAN – Australia di Melbourne, Rabu (6/03). (Foto: Kemenkeu RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Presiden RI Joko Widodo menghadiri KTT Khusus Perayaan ke-50 Kemitraan ASEAN – Australia di Melbourne, Rabu (6/03). Dalam kesempatan tersebut Presiden menyampaikan bahwa menginjak usia emas 50 tahun, kemitraan ASEAN-Australia menuju babak baru menuju hubungan yang semakin menguntungkan. Australia adalah mitra wicara tertua bagi ASEAN dan menjadi penghubung ASEAN dengan kawasan Indo Pasifik.

“Kita berbagi kawasan Indo Pasifik, di mana stabilitas, perdamaian, dan kemakmurannya menjadi tujuan dan tanggung jawab bersama,” ungkap Presiden Jokowi.

Untuk menguatkan kerja sama yang telah terjalin dalam bidang ekonomi antara ASEAN dan Australia, Presiden mengatakan akan mendorong tiga hal. Pertama, penguatan integrasi ekonomi ASEAN dan Australia melalui investasi, perdagangan, dan implementasi ASEAN Outlook on Indo Pacific (AOIP).

Pada sektor investasi, Presiden Jokowi menekankan perlunya mendorong kerja sama ekonomi yang seimbang, terutama dengan meningkatkan investasi Australia di Asia Tenggara.

“Saya harap Australia dapat membuka secara lebih lebar kesempatan inbound investment dari ASEAN ke Australia,” ungkap Presiden Jokowi.

Baca Juga: Menkeu Paparkan Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Ekonomi Hijau dan Biru

Untuk sektor perdagangan, Presiden mengharapkan peningkatan kerja sama dengan memanfaatkan Regional Comprehensive Economy Partnership (RCEP) dan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA).

Selain itu, implementasi AOIP juga perlu dioptimalkan melalui realisasi komitmen yang disampaikan pada ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) tahun lalu di Jakarta.

“Saya harap komitmen Australia senilai USD28,1 miliar di AIPF dapat segera direalisasikan”, harap Presiden.

Kedua, percepatan transisi energi. ASEAN telah menyepakati “ASEAN Strategy for Carbon Neutrality” di tahun 2023 lalu untuk mendorong transformasi kawasan menuju ekonomi hijau. Dukungan Australia dalam bentuk investasi dan transfer teknologi akan diperlukan ASEAN untuk melakukan transisi ke ekonomi hijau.

“Saya juga mendorong para pelaku bisnis Australia untuk mendukung pembangunan electric vehicle ecosystem di ASEAN,” jelas Presiden.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Bahas Inisiatif JFHTF dan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Uni Eropa

Ketiga, kerja sama transformasi digital. ASEAN tahun lalu telah memulai perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) untuk mewujudkan potensi ekonomi digital kawasan yang diprediksi mencapai USD1 triliun pada 2030.

“Saya harap Australia dapat mendukung upaya transformasi digital ASEAN melalui skill development, knowledge sharing, dan kemitraan publik dan privat yang kuat,” pungkas Presiden Jokowi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *