Evakuasi perempuan yang meninggal dunia di Ponpes Nuswantoro milik Samsudin, Senin (11/12/2023). (Foto: Polres Blitar)
Blitar, serayunusantara.com – Penyebab kasus kematian yang menimpa Suwarti (59), perempuan asal Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya hingga kini belum terungkap. Kasus itu menjadi perhatian publik.
Suwarti ditemukan meninggal dunia di kamar mandi Pondok Pesantren (Ponpes) Nuswantoro milik Samsudin, yang beralamat di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Senin (11/12/2023).
Kini, hampir dua minggu sejak penemuan mayat, kasus tersebut belum terungkap. Polisi yang menangani perkara itu harus cepat mengusut penyebab kematian pasien asal Surabaya.
Samsudin sendiri merupakan pria yang pernah bersitegang dengan Pesulap Merah. Dia pernah ramai jadi perbincangan publik gara-gara pengobatannya di Padepokan Nur Dzat Sejati, yang kini menjadi Ponpes Nuswantoro.
Baca Juga: Polisi Bakal Serius Mendalami Soal Kematian Seorang Pasien di Ponpes Nuswantoro Blitar
Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Riza mengatakan, terkait dugaan kelalaian yang dilakukan oleh pihak Ponpes Nuswantoro, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.
Dalam menyelidiki kasus, polisi berbekal fakta yang ditemukan di lokasi. Ada kamera CCTV yang dijadikan polisi guna menjadi modal mengungkap kasus. Sudah ada 3 saksi yang dimintai keterangan oleh polisi.
“Fakta yang dapat kami jelaskan berdasarkan petunjuk CCTV yang ada, bahwa pada tanggal 9 desember 2023 jam 21.00, korban dalam kondisi berjalan menuju kamar mandi umum pondok, dan kondisi kamar mandi terkunci dari dalam dan tidak ada celah orang masuk didalam kamar mandi tersebut,” ungkapnya, Jumat (22/12/2023).
Sementara Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adisatria mengatakan, padepokan milik Samsudin yang berlokasi di alamat tersebut tidak lagi memiliki izin penyelenggaraan pengobatan alternatif sejak Bulan Agustus 2022.
Baca Juga: Polisi Amankan Pria Asal Tulungagung yang Diduga Terlibat Pencurian dengan Kekerasan
Namun, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan berbagai dugaan yang berkembang di masyarakat.
“Kami masih dalami, apakah padepokan tersebut memang sedang membuka praktik pengobatan, apakah tewasnya korban berkaitan dengan adanya praktik pengobatan yang dilakukan padepokan tersebut,” pungkasnya. (tim/serayu)