IndoFringe Festival Beri Suntikan Energi bagi Ekosistem Ekraf Indonesia

Menparekraf Sandiaga dalam peluncuran “IndoFringe@Sekolah 2024” di Balairung Soesilo Soedarman, Kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Senin (26/2/2024). (Foto: Kemenparekraf RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenparekraf RI, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi pelaksanaan program “IndoFringe Festival 2023” khususnya “IndoFringe@Sekolah” yang membantu pelajar SMA di Jakarta dalam menciptakan sekaligus melaksanakan festival yang menjadi bagian dari ekonomi kreatif.

Menparekraf Sandiaga dalam peluncuran “IndoFringe@Sekolah 2024” di Balairung Soesilo Soedarman, Kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Senin (26/2/2024), mengatakan Indofringe@Sekolah merupakan wadah untuk memperkenalkan juga memperluas cakrawala generasi muda tentang ekonomi kreatif. Khususnya terkait pelaksanaan festival sebagai salah satu etalase dari berbagai subsektor ekonomi kreatif.

“Indofringe Festival (IndoFringe@Sekolah) telah memberikan suntikan energi bagi ekosistem ekonomi kreatif Indonesia. Kita harapkan ini dapat memperkuat terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja,” kata Menparekraf Sandiaga.

IndoFringe@Sekolah merupakan gerakan ekonomi kreatif dalam membangun dan menjalankan program ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam program ini, tim dari Indofringe memberikan program pendidikan untuk siswa dan guru terkait penciptaan dan pelaksanaan event dengan tiga metode pembelajaran. Yakni pembelajaran berbasis proyek, pelajaran kolaboratif, dan pelajaran berdasarkan pengalaman yang diberikan oleh mentor-mentor dari Indofringe.

 

Proses pembelajaran bagi masing-masing sekolah berlangsung selama 12 pekan dengan melibatkan 10 siswa terpilih dan 1 guru. Adapun materi yang diberikan adalah terkait perencanaan festival, sponsorship, produksi dan desain, kurasi talent, promosi, juga penghargaan dan sertifikasi.

Baca Juga: Kejar Target Wisman 2024, Menparekraf Hadiri “SATTE” Bursa Pariwisata Terbesar India 

Setelah itu, masing-masing sekolah akan menyelenggarakan festival sebagai bentuk pembelajaran akhir dan kompetisi dari seluruh sekolah peserta IndoFringe@Sekolah.

“Ini adalah level terdini dalam memperkenalkan festival dengan menghadirkan terobosan juga inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Kita lihat di dalam festival ada kuliner, fesyen, kehadiran para talenta seni, dan ada kearifan lokal budaya setempat. Ini yang kita harapkan dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja,” kata Sandiaga.

Ekonomi kreatif Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga dalam kontribusinya terhadap PDB nasional di bawah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan dengan K-Pop. Hal ini menunjukkan bahwa ke depan ekonomi kreatif akan menjadi salah satu mesin utama dalam memacu perekonomian nasional.

“Pesan dari Kemenparekraf bahwa kita bisa terus dukung kegiatan positif ini dalam lebih menggeliatkan festival di seluruh wilayah nusantara. Peran dari ekonomi kreatif akan terus tumbuh seiring dengan lokomotif perkembangan ekonomi Indonesia ke depan yang menggunakan kreativitas dan inovasi,” kata Menparekraf Sandiaga.

 

Menparekraf pun mendukung IndoFringe@Sekolah yang cakupannya akan diperluas pada tahun ini. IndoFringe@Sekolah 2024 akan dilangsungkan di 20 kota di Indonesia dengan target masing-masing kota terdapat 20-25 sekolah yang terlibat.

Baca Juga: Wamenparekraf Buka “ARCH:ID 2024” Pameran Arsitektur Bergengsi di Tanah Air

“Promosinya harus terus diamplifikasi, harus tepat dengan eksposur yang luas. Harus banyak membawa mitra dari komunitas juga media. Harapannya dengan eksposur ini Indofringe bisa membuka jaringan yang lebih luas sehingga anak-anak kita bisa membuat festival yang besar, sebanding dengan di Edinburgh tempat Fringe Festival ini dimulai,” ujar Sandiaga.

Penanggung jawab IndoFringe Festival, Sachin Gopalan, di tahun 2023 IndoFringe@Sekolah telah berhasil dilaksanakan di 218 sekolah dengan menghadirkan 396 pertunjukan, 1.327 talenta, 11.553 pengunjung dengan menghadirkan berbagai karya kreatif di dalam festival. Mulai dari tari modern, tari tradisional, band/musik, solo vocal, seni lukis, dan teater.

“IndoFringe sejatinya bukan festival, tapi gerakan untuk bagaimana ekonomi dan sosial menggerakkan ekonomi kreatif termasuk dari dunia pendidikan. Hasilnya adalah festival sebagai puncak dari kegiatan ekonomi kreatif, selebrasi untuk semua bidang yang ada di ekonomi kreatif,” ujar Sachin.

Ia berharap IndoFringe@Sekolah dapat menghadirkan satu framework yang telah terstandardisasi sehingga dapat diaplikasikan ke sekolah atau daerah lain.

“Jadi ini adalah gerakan untuk Indonesia sehingga semua sekolah bisa punya fringe festival sendiri,” kata Sachin.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *