Inflasi Jatim Juni 2025 Capai 0,43 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Beras dan Aksi Demo Sopir ODOL

Jatim, serayunusantara.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,43 persen pada Juni 2025 (month-to-month). Inflasi ini dipicu sejumlah faktor musiman seperti berakhirnya panen raya, tingginya permintaan menjelang Idul Adha, serta aksi demo sopir truk ODOL (Over Dimension Over Load) yang mengganggu distribusi bahan pokok.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli, menjelaskan bahwa beras menjadi penyumbang inflasi terbesar usai mengalami kenaikan harga pasca panen. Selain itu, harga komoditas hortikultura seperti cabai rawit, tomat, dan bawang merah juga melonjak akibat pasokan yang terganggu.

“Permintaan meningkat jelang hari raya, sementara pasokan menurun. Ini mendorong inflasi dalam waktu singkat,” ujarnya, Jumat (18/7/2025).

Meski begitu, sektor transportasi justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen berkat turunnya harga bensin dan adanya diskon tarif kereta api. “Distribusi memang terganggu, tapi harga BBM dan tarif transportasi yang lebih murah menekan inflasi dari sisi konsumen,” tambah Zulkipli.

Baca Juga: Pemprov Jatim Tegaskan Dukungan bagi Media Lokal Meski Dihadapkan Efisiensi Anggaran

Berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,24 persen dan menyumbang 0,37 persen terhadap total inflasi. Disusul perawatan pribadi (0,56 persen) dan perumahan (0,10 persen). Sementara itu, kelompok transportasi dan informasi-komunikasi mengalami deflasi.

Komoditas utama penyumbang inflasi yakni cabai rawit (0,10 persen), beras (0,06 persen), bawang merah dan tomat (0,04 persen), serta telur ayam ras dan emas perhiasan (0,03 persen). Adapun komoditas penekan inflasi antara lain bawang putih (-0,04 persen), bensin (-0,02 persen), minyak goreng dan tarif kereta api (-0,01 persen).

Dari sisi wilayah, inflasi tertinggi tercatat di Banyuwangi (0,63 persen), Sumenep (0,62 persen), dan Bojonegoro (0,57 persen). Inflasi terendah terjadi di Tulungagung (0,30 persen).

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jatim naik menjadi 108,52 dari 108,06 pada Mei. Sementara secara tahunan (year-on-year), inflasi Jatim berada di angka 2,02 persen dan secara kumulatif (year-to-date) sebesar 1,32 persen.

Baca Juga: Bupati Lamongan Kini Jabat Koordinator Wilayah APKASI Jawa Timur 2025–2030

“Secara umum, inflasi Jatim masih terkendali dan berada dalam rentang target nasional, yakni 2,5 persen ±1 persen,” tutup Zulkipli. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *