Blitar, serayunusantara.com — Di tengah maraknya kuliner modern dan jajanan kekinian, jajanan tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Berbagai makanan khas seperti klepon, cenil, onde-onde, lupis, hingga pisang goreng tetap ramai diburu, baik di pasar tradisional maupun di lapak pedagang kaki lima yang tersebar di sudut-sudut kota.
Jajanan tradisional tidak hanya menawarkan cita rasa manis dan gurih yang khas, tetapi juga membawa nilai nostalgia bagi banyak orang.
Sejak pagi hingga sore hari, pedagang jajanan pasar masih setia melayani pembeli dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua hingga anak muda yang penasaran dengan rasa autentik makanan warisan leluhur.
Salah satu pedagang jajanan tradisional di Blitar, Bu Siti (52), mengaku dagangannya masih diminati meski persaingan kuliner semakin ketat.
Baca Juga: Hobi Jajan di Pinggir Jalan? Ini 3 Tips Penting Memilih Kuliner yang Aman dan Higienis
“Alhamdulillah masih laku. Banyak yang bilang kangen jajanan zaman dulu, rasanya beda sama jajanan modern,” ujarnya sambil melayani pembeli.
Selain faktor rasa, harga yang terjangkau juga menjadi alasan jajanan tradisional tetap digemari.
Dengan harga mulai dari seribu hingga beberapa ribu rupiah, masyarakat sudah bisa menikmati camilan yang mengenyangkan dan dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti beras ketan, gula merah, dan kelapa.
Keberadaan jajanan tradisional menjadi bukti bahwa kuliner lokal tidak mudah tergeser oleh tren.
Selama masih ada pedagang yang menjaga keaslian rasa dan masyarakat yang setia membeli, jajanan tradisional akan terus hidup dan menjadi bagian penting dari identitas budaya kuliner daerah. (Fis/Serayu)













