Jazuli Juwaini Kutuk Keras Pembakaran Al-Qur’an di Swedia

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman DPR RI, Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini mengutuk keras pembakaran kitab suci Umat Islam, Al-Qur’an, di Swedia. Menurutnya, pembakaran Al-Qur’an bukan pertama kali terjadi di Swedia dan beberapa negara Eropa.

Lebih lanjut, ia menilai tindakan tersebut sangat melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia yang baru saja merayakan Iduladha.

“Pembakaran kitab suci Al-Qur’an adalah tindakan yang biadab dan tidak bisa ditolelir atas nama apapun, apalagi atas nama kebebasan berekspresi dan hak asasi. Swedia harus mengambil tindakan tegas agar hal itu tidak terus berulang,” ungkap Jazuli dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Minggu (2/7/2023).

Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI ini mengatakan sangat disayangkan hal itu terjadi di negara yang notabene negara maju yang harusnya bersikap lebih dewasa dan beradab.

Baca Juga: Gaji Kepala Desa Diusulkan Naik oleh DPR

Ia menegaskan, peradaban tidak bisa dibangun di atas dasar kebencian dan intoleransi. Sikap hipokrit tersebut sama sekali tidak mencerminkan peradaban modern.

“Indonesia sebagai negara mayoritas muslim sangat kecewa atas intoleransi yang provokatif tersebut. Protes resmi telah dilayangkan Kementerian Luar Negeri dan berbagai kalangan. Ini menunjukkan kecintaan Indonesia pada perdamaian dan peradaban dunia yang bermartabat,” ungkap Politisi Fraksi PKS ini.

Baca Juga: Desakan Puan Soal Penerbitan Aturan Teknis UU TPKS Perlu Segera Direspons Pemerintah

Oleh karena itu, Anggota DPR Dapil Banten ini mengajak negara-negara Barat yang dinilai menjunjung tinggi hak asasi dan toleransi, agar terus meningkatkan kesadaran warganya tentang pentingnya toleransi. Serta, melawan segala bentuk Islamophobia termasuk phobia pada agama apapun di dunia.

“Sebagai warga dunia kita butuh suasana dunia yang aman, tenang, bebas konflik dan kondusif. Maka seluruh warga masyarakat dunia harus kompak mengutuk hal-hal yang bisa memicu konflik horizontal,” pungkas Jazuli.

Diketahui, pembakaran Al-Qur’an terjadi saat sekolompok massa menggelar aksi unjuk rasa terjadi di depan masjid pusat di Stockholm, Swedia saat perayaan Iduladha (29/6/2023).

Satu dari dua pengunjuk rasa bahkan merobek dan membakar Al Quran sebagai bentuk pertentangan terhadap Islam. (rdn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *