Blitar, serayunusantara.com — Kendang Jimbe, alat musik khas yang telah lama menjadi bagian dari khazanah budaya Blitar, kini semakin populer dan menjadi simbol kreativitas musik lokal.
Dari panggung seni hingga ruang komunitas musik jalanan, suara jimbe terdengar mengisi berbagai acara budaya, festival, hingga pertunjukan spontan anak muda.
Di beberapa sudut Kota Blitar, komunitas pemain kendang jimbe mulai tumbuh dengan aktif.
Mereka tak hanya memainkan pola ritmis tradisional, tetapi juga menggabungkan jimbe dengan unsur musik modern seperti reggae, hip hop, hingga elektronik.
Hal ini membuat jimbe tidak sekadar dianggap alat musik tradisi, tetapi juga ruang ekspresi yang fleksibel dan relevan dengan zaman.
Salah satu pemain jimbe dari Blitar, Arfan (22), mengatakan bahwa bermain jimbe memberinya kebanggaan tersendiri.
Baca Juga: Kendang Djembe Asal Desa Ngoran Kabupaten Blitar Diekspor Ke China
“Jimbe ini lebih dari alat musik. Ini identitas dan kebanggaan kita sebagai orang Blitar. Suara jimbe itu bisa menyatukan orang, membuat suasana hidup,” ujarnya.
Pelaku UMKM lokal pun ikut terdorong berkembang melalui produksi jimbe.
Banyak pengrajin kendang jimbe di Blitar yang kini mampu menjual produknya hingga ke luar Jawa bahkan ke luar negeri, membuktikan bahwa jimbe memiliki nilai budaya sekaligus ekonomi.
Pemkab Blitar diharapkan dapat lebih banyak mengakomodasi ruang pertunjukan dan pembinaan, agar jimbe terus menjadi bagian dari perkembangan budaya sekaligus sumber kreativitas generasi muda Blitar.
Kendang jimbe bukan sekadar alat musik—ia menjadi simbol kebersamaan, warisan tradisi, dan daya cipta anak muda Blitar yang tak pernah padam. (Fis/Serayu)













