Kepala DKPP Kabupaten Blitar: Pemuda Harus Bangga Jadi Petani

Petani yang baru saja memanen selada air. (Foto: IST)

Blitar, serayunusantara.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, pemuda harus berbangga apabila memilih jalan menjadi seorang petani.

Menurut Wawan, petani adalah pekerjaan yang mulia dan jarang menjadi keinginan banyak orang. Petani berperan besar dalam menyuplai kebutuhan pangan nasional untuk masyarakat Indonesia sehari-hari.

“Tanpa petani, kita mendapatkan makan dari mana? Tanpa peran dari petani tidak mungkin masyarakat Indonesia bisa seperti ini. Paling kita akan kesulitan pangan tanpa petani,” kata Wawan, Senin (12/6/2023).

Baca Juga: Milenial Kabupaten Blitar Diajak Turut Serta Majukan Pertanian, Begini Caranya!

Wawan menyebut, para petani muda saat ini juga harus memikul tanggung jawab yang besar seiring banyaknya petani yang sudah lanjut usia. Sehingga membutuhkan regenerasi.

“Pemuda ini diharapkan bisa memberikan nilai lebih, terutama dalam mengimplementasikan teknologi pertanian modern. Jangan sampai yang bertani hanya orang tua,” lanjut Wawan.

Oleh karena itu, kata Wawan, para pemuda yang menjadi petani tidak perlu minder, karena sudah terbukti peran petani tidak bisa diragukan lagi.

“Petani muda yang tentunya lebih energik dengan hal-hal baru. Mereka juga didorong untuk menciptakan inovasi baru untuk kemajuan pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Blitar,” tandasnya.

“Sebab akan sangat sulit, pertanian kita untuk maju kalau tidak memiliki inovasi yang dikembangkan. Saat petani masih menggunakan cara tradisional, tentu harga produksi petani akan lebih mahal ketimbang menggunakan cara modern yang memiliki biaya rendah,” pungkasnya.

Baca Juga: DKPP Kabupaten Blitar Ajak Masyarakat Sukseskan Sensus Pertanian 2023

Sebagaimana terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS).  Proporsi pemuda yang bekerja di sektor pertanian terus menurun dalam satu dekade terakhir.  Pada 2011, tercatat ada 29,18% pemuda yang bekerja di sektor ini. Angkanya merosot menjadi sebesar 19,18% pada 2021.

Sebaliknya, proporsi pemuda yang bekerja di sektor jasa tercatat sebesar 55,8% pada tahun lalu. Persentase itu telah naik 9,87% dari tahun 2011 yang sebesar 45,93%. Sementara, proporsi pemuda yang bekerja di sektor manufaktur tercatat sebesar 25,02% pada 2021, tak berubah signifikan sejak 10 tahun lalu.

Kendati, persentasenya tetap lebih tinggi dibandingkan pekerja di sektor pertanian. Rendahnya minat pemuda bekerja di sektor pertanian pun terlihat dari data jumlah petani berdasarkan kelompok usia.

Data BPS pada 2018 menunjukkan, hanya 885.077 petani yang berusia di bawah 25 tahun. Petani yang berusia 25-34 tahun tercatat sebanyak 4,1 juta jiwa. Kemudian, petani dalam kelompok usia 35-44 tahun sebanyak 8,17 juta jiwa.

Kelompok yang mendominasi profesi petani berada di rentang usia 45-54 tahun, yakni 9,19 juta jiwa. Adapun, petani dari kelompok usia 55-64 tahun dan di atas 65 tahun masing-masing sebanyak 6,95 juta jiwa dan 4,19 juta jiwa.(adv/Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *