Penyuluh perikanan program kampung nelayan maju (Kalaju) (Foto: KKP RI).
JAKARTA, serayunusantara.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan peran penyuluh perikanan guna menyukseskan pelaksanaan program kampung nelayan maju (Kalaju) di Indonesia. Program ini bertujuan mengubah wajah kampung nelayan menjadi lebih tertata dan produktif sehingga kesejahteraan masyarakatnya ikut meningkat.
Salah satu keberhasilan peran penyuluh dapat dilihat di Desa Suak Gual, Kecamatan Nasik, Kabupaten Belitung. Desa ini berhasil naik kelas menjadi percontohan Kampung Nelayan Maju, salah satunya berkat tangan dingin Ani Saputra.
Penyuluh Perikanan Bantu Wilayah Kerja Kecamatan Selat Nasik, Satminkal Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang itu selama ini gigih mendampingi masyarakat nelayan sehingga desa itu didapuk sebagai contoh bagi pengembangan Kalaju di tempat-tempat lain. Pencanangan Kalaju di Desa Suak Gual sendiri dilakukan untuk mengubah kampung nelayan agar menjadi lebih tertata, sehat dan sejahtera.
Menjadi Penyuluh Perikanan Bantu, sudah dijalani Ani, sapaan pria asli Belitung lulusan S1 Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, sejak 2012.
“Menjadi penyuluh perikanan merupakan panggilan hidup saya. Saya senang dapat membagikan ilmu yang saya miliki kepada nelayan dan pembudidaya, memberdayakan mereka dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi biasa, dari awam menjadi lihai,” tuturnya.
Baca Juga: Bulan Mutu Karantina, Endro Hermono Ajak Pembudidaya Tingkatkan Kualitas Hasil Perikanan
Dalam kesehariannya bertugas, Ani terjun langsung mendampingi para nelayan untuk memberikan berbagai bimbingan teknis peningkatan teknologi penangkapan ikan seperti Bubu Lipat Ikan, Rumah Ikan dan Fiber Laminasi serta keterampilan penanganan ikan.
Ia juga mengajak nelayan lebih melek teknologi melalui penggunaan Aplikasi Laut Nusantara. Tak cukup disitu, ia juga mendampingi para istri nelayan Desa Suak Gual dalam pengembangan diversifikasi produk olahan dan kerajinan tangan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan wanita pesisir.
Salah satu produm kerajinan yang dihasilkan adalah Batik De Kalaju Ecoprint Desa Suak Gual, yang sudah dipamerkan diberbagai acara seperti Earth Festival 2022 di Jakarta. Batik ini menjadi elemen estetik pada pertemuan bilateral para menteri dan delegasi VVIP G20, dan Pagelaran Batik Belitong Fashion Show pada akhir tahun 2022. Batik De Kalaju Ecoprint Desa Suak Gual juga turut menjadi buah tangan bagi pengunjung yang berwisata ke Desa Suak Gual.
Tak berhenti disitu, Ani juga mendampingi masyarakat Desa Gual dalam upaya mengakses Pendanaan Usaha Nelayan. Ia mendampingi nelayan binaanya melaksanakan akta kredit pencairan pinjaman lewat program KUR dan bantuan dana melalui program bantuan presiden atau Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). Ani pun terus mendampingi nelayan dalam pembuatan proposal Bantuan Ice Flake Machine kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan Desa Suak Gual.
Ia juga aktif dalam berbagai upaya peningkatan perlindungan nelayan termasuk dalam sosialisasi dan Gerai Kepesertaan Asuransi dan Jaminan Hari Tua bagi nelayan, serta Pendataan Kartu Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) Nelayan. Ani juga tak lepas dalam mengawal setiap proses program serifikat hak tanah untuk pengembangan Kalaju Desa Suak Gua
Baca Juga: Bagikan Ratusan Paket Olahan Ikan, Endro Hermono Gelorakan Gemarikan
Menyadari bahwa pengembangan Kalaju juga perlu menghadirkan gerakan kolektif dan berkelanjutan, Ia bersama para penyuluh lainnya juga mendampingi dan memfasilitasi pembentukkan Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk meningkatkan kelembagaan usaha khusus Desa Suak Gual, hingga pendampingan pendataan program beasiswa untuk anak nelayan agar dapat menempuh pendidikan di satuan pendidikan milik KKP.
“Dalam memberdayakan masyarakat, Kita harus dapat menunjukkan bahwa penyuluh perikanan selalu hadir untuk masyarakat nelayan. Ini adalah tanggung jawab besar, karena keberhasilan menjadi penyuluh perikanan adalah saat masyarakat, pelaku utama kelautan dan perikanan yang kami dampingi hidup sejahtera,” terang Ani.
Sebagaimana disampaikan Menteri Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya, SDM kompeten harus mampu membangun daerahnya, sehingga menjadi kampung yang memiliki potensi ekonomi yang besar, menjadi kampung nelayan maju.
Saat ini KKP memiliki 4.431 orang Penyuluh Perikanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri atas Penyuluh Perikanan PNS 2.301 orang, Penyuluh Perikanan CPNS 199 orang, Penyuluh Perikanan PPPK 347 orang, dan Penyuluh Perikanan Bantu 1.584 orang.
Sebagaimana diketahui, Kegiatan pengembangan kampung nelayan maju adalah program bantuan dari KKP berupa sarana prasarana penataan kampung nelayan, pembangunan spiritual kultur nelayan yang baik dan maju, dukungan pendanaan serta pemberdayaan nelayan dan masyarakat kelautan dan perikanan, yang keseluruhan pelaksanaanya tak lepas dari pendampingan penyuluh perikanan. ***