Komunitas Motor Listrik Blitar, dari Iseng Hingga Bawa Semangat Ramah Lingkungan

Komunitas Kendaraan Listrik Blitar saat gathering di depan Taman Pecut Kota Blitar. (foto: dok. Komunitas Kendaraan Listrik Blitar)

Blitar, serayunusantara.com – Candra Kosmik (29), tidak menyangka komunitas kendaraan listrik yang dia dirikan bakal seperti saat ini. Sekarang banyak orang yang berminat untuk bergabung.

“Awal mula pembetukannya gak sengaja, Om. Sekitar awal tahun 2021 kenalan teman di Facebook kebetulan satu hobi ngoprek sepeda listrik,” katanya, Selasa (20/12/2022).

Candra menyebutkan, perkembangan pengguna motor listrik di Blitar saat ini sudah mulai ramai. Bahkan bukan hanya pengguna sepeda atau motor listrik saja, tapi juga pengguna mobil listrik.

“Saat ini pun dealer-dealernya juga sudah mulai bermunculan. Ini membuktikan bahwa iklim kendaraan listrik di Blitar sudah mulai terbentuk,” jelasnya.

Baca Juga: Meski Bupati Blitar Enggan Menemui, Perempuan Ini Tetap Bertahan di Halaman Pemkab Blitar

Pria yang berdomisili di Klampok, Kota Blitar ini menjelaskan, tujuan Komunitas Kendaraan Listrik Blitar untuk mengedukasi pengguna kendaraan yang masih awam dengan kendaraan listrik.

“Sebab masih banyak yang perlu diluruskan. Misalnya bahwa kendaraan listrik itu mahal, ribet dan perlu perawatan khusus yang mahal. Padahal tidak seperti itu,” imbuhnya.

Candra mengungkapkan, kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah pada kendaraan yang masih menggunakan energi fosil.

“Karena kita tahu energi fosil ini jumlahnya terbatas dan tidak bisa diperbarui.

Kalau kita menggunakan kendaraan listrik masih banyak alternatif energi lain yang bisa digunakan. Terutama dari Energi Baru Terbarukan, seperti panel surya, kincir angin, dan panas bumi,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, kendaraan listrik tidak menghasilkan suara dan asap seperti kendaraan yang masih menggunakan energi fosil. Sehingga bisa dikatakan ramah terhadap lingkungan.

“Bisa kita bayangkan kalau di sekitar kita semua kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil sekarang berubah menjadi kendaraan listrik,” ungkapnya.

Tak lupa, dia juga memberikan perbandingan antara kendaraan listrik dengan kendaraan bahan bakar fosil. Efisiensi kendaraan listrik lebih tinggi dibandingkan kendaraan dengan pembakaran dalam.

“Untuk kendaraan pembakaran dalam efisiensinya hanya 40% dan sisanya dibuang menjadi panas. Sedangkan untuk kendaraan listrik effisensinya bisa sampai 90%. Artinya dua kali lipat,” tandasnya.

Lebih lanjut, dia juga membandingkan kebutuhan daya untuk penggunaan harian kendaraan listrik, dengan 2 Kwh listrik bisa digunakan untuk menempuh jarak 50 km. Itu setara dengan 1 liter pertalite.

“Kalau dirupiahkan 2 Kwh itu kurang lebih sama dengan Rp 3 ribu. Sedangan untuk pertalite harga per liternya Rp 10 ribu. Artinya motor listrik lebih hemat,” tandasnya.

Terakhir, dia menjelaskan, kendaraan listrik itu tidak ada servis bulanan. Berbeda dengan motor berbahan bakar fosil, setiap bulan atau jarak tempuh tertentu, harus diservis dan ganti oli. (ruf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *