Menag Minta Jajarannya Lebih Responsif dan Tidak Birokratis

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Kemenag RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenag RI, Menag Yaqut Cholil Qoumas kembali mengingatkan jajarannya tentang tugas mereka sebagai pelayan publik. Menag minta tradisi feodal dihilangkan dan lebih responsif.

ASN Kemenag, lanjut Menag, jangan terlalu birokratis dalam melayani umat. Begitu pun dalam merespon pengaduan dari masyarakat, ASN tidak boleh saling lempar tangung jawab.

“Gaya feodal masa lalu tolong tinggalkan dan tidak ada lagi. Tugas kita memberikan pelayanan. Jadi mindset pelayanan kepada publik itu harus diubah,” pesan Menag saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ditjen Bimas Katolik tahun 2023 di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Rakernas yang diikuti ratusan peserta, baik secara luring dan daring, ini berlangsung 2-4 Maret 2023. Hadir, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Monsignor Antonius Subianto Bunjamin yang juga menjabat sebagai Uskup Keuskupan Bandung, Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono, Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Direktur Urusan Agama Katolik dan Direktur Pendidikan Katolik.

Baca Juga: Usulkan Bentuk Wilayah Sendiri, Masyarakat Blitar Selatan: Lodoyo Sudah Disebut dalam Negara Krtagama

Rakernas juga diikuti segenap pegawai Ditjen Bimas Katolik Pusat dan Daerah mulai dari unsur Pimpinan Tinggi, Ketua Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, KWI, Pejabat Administrator, Pengawas dan Pejabat Fungsional, Kepala Bidang dan Pembimas Katolik serta Kepala Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri Keerom, Ende dan Samosir.

Menag minta jajarannya berani mengambil terobosan dan berinovasi. Penyusunan program tidak hanya copy paste dari kegiatan sebelumnya. Program yang dibuat harus presisi, betul-betul dibutuhkan dan dirasakan oleh masyarakat.

“Kerjakan kewajiban kita sebagai sebagai pelayanan umat dan pelayan masyarakat sebaik-baiknya,” pesan Menag.

Menag juga berpesan kepada jajarannya dalam melayani masyarakat dan umat beragama dengan mengedepankan nilai agama secara subtantif, bukan artifisial.

“Sebagai pelayan masyarakat kita harus mencerminkan agama secara subtantif. Selain itu selesaikan problem hulu, yakni administrasi. Benahi tata kelola administrasi yang cendrung administratif dengan cara melakukan pelayanan digitalisasi. Transformasi digital sangat penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di hulu,” tegas Menag.

Plt. Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono dalam laporannya mengatakan Rakernas Katolik 2023 secara khusus menghadirkan Ketua KWI untuk memberikan outlook Pastoral atau penggembalaan umat. Yaitu, bagaimana segenap aparatur Ditjen Bimas Katolik sebagai perpanjangan tangan Pemerintah harus bersikap sesuai prinsip-prinsip Kekatolikan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara terutama dalam memasuki tahun politik 2023-2024.

“Pada kesempatan ini akan dibahas bagaimana Gereja Katolik terlibat dan ikut serta dalam menyongsong pesta demokrasi, di mana diharapkan semua umat Katolik melibatkan diri dan bertanggung jawab pada terwujudnya kebaikan umum dalam menjaga keutuhan NKRI,” tutur Toto begitu ia akrab disapa.

Rakernas kali ini, lanjutnya, akan fokus pada revitalisasi dan transformasi lembaga pendidikan keagamaan Katolik. Ada empat SMAK yang sudah mengajukan usul penegerian yaitu SMAK Santo Mikhael Solor, SMAK Santa Maria Immaculata Adonara, SMAK Santo Dominikus Tambolaka dan SMAK Aweidabi Deiyai Papua.

“Begitu juga dengan persiapan perubahan STAKat Negeri Pontianak menjadi Institut/Universitas,” imbuhnya.

Hadir mendampingi Menag, Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM Abu Rokhmad, Staf Khusus Menag Abdul Qodir, dan Sesmen Sidik Sisdiyanto. (kemenag/ruf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *